MODEL SPASIAL BAHAYA LAHAN KRITIS DI KABUPATEN BOGOR, CIANJUR DAN SUKABUMI
Main Authors: | Kubangun, Siti Hadjar, Haridjaja, Oteng, Gandasasmita, Komarsa |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Badan Informasi Geospasial
, 2015
|
Online Access: |
http://jurnal.big.go.id/index.php/GL/article/view/61 http://jurnal.big.go.id/index.php/GL/article/view/61/58 |
Daftar Isi:
- ABSTRAKPemanfaatan lahan yang melampaui kemampuan lahannya dapat mengakibatkan kelestarian sumber daya lahan menjadi terancam. Keadaan inilah yang mengakibatkan lahan mengalami proses degradasi dengan cepat, yang jika dibiarkan maka lahan-lahan tersebut akan menjadi kritis. Pengumpulan data dan informasi dalam mengidentifikasi bahaya lahan kritis dapat dilakukan dengan pembaharuan model berdasarkan teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Sebagai salah satu cara untuk mendukung penanganan lahan kritis, maka penelitian ini bertujuan untuk menyusun parameter spasial penentu kekritisan lahan dengan skala semi-detail, sebagai model untuk mengidentifikasi kekritisan lahan. Model spasial dibangun dengan menganalisis indeks penggunaan lahan terhadap kemampuan lahan, bahaya erosi dan kerapatan vegetasi. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa terdapat 892,57 km2 (9%) lahan tidak kritis; 3.220,45 km2 (31%) lahan agak kritis; 4.307,77 km2 (41%) kritis sedang; 1.774,77 km2 (17%) lahan kritis I; dan 214,84 km2 (2%) lahan sangat kritis yang terdapat di lokasi penelitian. Lahan kritis kerap dihubungkan dengan intervensi pengguna atas lahan. Pemanfaatan lahan yang sesuai dengan kemampuan lahan dan dengan mengikuti kaidah konservasi tanah dan air, serta peran pemerintah dengan mengkonservasi daerah hulu diharapkan dapat meminimalisasi bahaya yang ditimbulkan oleh lahan kritis.Kata Kunci: model spasial, semi detail, bahaya lahan kritis, mitigasiABSTRACTLanduse that has outstripped its ability can result in threats to the sustainability of soil resources. This condition can lead to degraded rapidly, which if left unchecked will become critical. Designation of critical land hazard obtained from updating the model is based on remote sensing techniques and geographic information systems. As one way to underpin the management of critical areas, this research aimed to get a spatial parameter as a decisive causal factor of soil with a semi-detailed scale, as a good example to identify the criticality of land. The spatial model made by analyzing an index of land use on land capability, vegetation density, and erosion. The identification results showed that there were 892.57 km2 (9%) of land area is not critical; 3,220.45 km2 (31%) is rather critical; 4,307.77 km2 (41%) were critical; 1,774.77 km2 (17%) critical; and 214.84 km2 (2%) are very critical.Critical land, often associated with user intervention on the land.Land use that follows the land capability, and follow the rules of land conservation as well as the government's role in conservation of water catchment areas are expected to minimize the vulnerability of the critical land area.Keywords: spatial models, semi detail, critical land hazard, mitigation