Pengaruh Pemberian Amelioran dan Aktinobakteri terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L. (Merr)) dengan Budidaya Jenuh Air pada Lahan Pasang Surut

Main Authors: Hidayah , Riska Firotul , Ghulamahdi, Munif , Lubis, Iskandar
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Departemen Agronomi dan Hortikultura , 2024
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/54531
http://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/54531/28496
Daftar Isi:
  • Kedelai adalah komoditas utama untuk pangan nasional, dengan lebih dari 70% kebutuhan dipenuhi melalui impor. Hal ini disebabkan rendahnya produksi nasional akibat sentralisasi produksi di lahan sawah, sementara permintaan terus meningkat tiap tahun. Pemanfaatan lahan rawa pasang surut merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan produksi kedelai, akan tetapi lahan rawa pasang surut memiliki pH rendah serta kandungan Fe dan Al yang cukup tinggi. Aplikasi amelioran dan aktinobakteri mampu memperbaiki sifat kimia tanah, sehingga mampu meningkatkan produktivitas kedelai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik budidaya jenuh air, dan pemberian amelioran berupa kapur, pupuk kandang, abu sekam, serta aplikasi aktinobakteri terhadap pertumbuhan dan produktivitas kedelai varietas Tanggamus pada lahan pasang surut. Penelitian ini dilaksanakan pada tipe lahan pasang surut B di Desa Karya Bakti, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi pada bulan April sampai Agustus 2022. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah (split-plot) dengan faktor utama adalah amelioran (kontrol, 0.5 ton ha-1 kapur, kombinasi antara 0.5 ton ha-1 kapur + 0.5 ton ha-1 pupuk kandang, dan kombinasi lengkap 0.5 ton ha-1 kapur + 0.5 ton ha-1 pupuk kandang + 0.25 ton ha-1 abu sekam), dan aktinobakteri sebagai anak petak (tanpa aktinobakteri, dan dengan penambahan aktinobakteri). Hasil penelitian menunjukkan pemberian amelioran dengan kombinasi kapur + pupuk kandang + abu sekam memberikan produktivitas lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu mencapai 2.43 ton ha-1. Pemberian aktinobakteri belum mampu meningkatkan produktivitas kedelai. Kata kunci: aktinobakteri, amelioran, budidaya jenuh air, pasang surut, produktivitas