Pengaruh Aktivitas Matahari Dan Faktor Lainnya Pada Suhu Atmosfer Permukaan Di Indonesia

Main Authors: Thomas Djamaluddin, Wilson Sinambela, A. Gunawan Admiranto
Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: LAPAN , 1997
Subjects:
Online Access: http://repository.lapan.go.id//index.php?p=show_detail&id=4628
http://repository.lapan.go.id//lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/ML_Vol._80_1997.PNG.PNG
Daftar Isi:
  • ABSTRACT By analyzing data of surface air mean temperature of Padang (Tabing) and Jakarta (Halim Perdana Kusumah) and comparing with data of sunspot number, it is-obtained an obvious indication of the effect of solar activity on surface air temperature, especially in the dry seasons. On 1976 and 1986 the temperature tended to decrease in accordance with minimum solar activity. The influence of El Nino which warms the atmosphere during those years cause the temperature did not reach the minimum. While on 1989, the temperature which was supposed to be maximum in accordance with maximum solar activity, decreased. This may be due to La Nina 1988/89. General trends that the temperature increase in Jakarta higher than that in Padang may indicate the effect of increasing green house gases (GHG). Solar activity and El Nino/La Nina, at least, are dominant factors influencing surface air temperature in Indonesia. RINGKASAN Dengan menganalisis data suhu rata-rata atmosfer permukaan untuk daerah Padang (Tabing) dan Jakarta (Halim Perdana Kusumah) dan membandingkannya dengan data bilangan sunspot diperoleh indikasi yang jelas pengaruh aktivitas Matahari pada suhu atmosfer permukaan, terutama pada bulan-bulan kering. Pada tahun 1976 dan 1986 suhu cenderung menurun sesuai dengan aktivitas Matahari minimum. Pengaruh El Nino yang menghangatkan atmosfer pada tahun-tahun itu menyebabkan suhu tidak mencapai titik minimum . Sedangkan pada tahun 1989 yang diduga mencapai suhu tertinggi sesual dengan aktivitas Matahari maksimum temyata menurun. Diduga penurunan itu akibat pengaruh La Nina 1988/89. Kecenderungan peningkatan suhu yang lebih cepat di Jakarta daripada di Padang diduga merupakan pengaruh peningkatan gas rumah kaca (GRK). Aktivitas matahari dan El Nino/La Nina setidaknya merupakan faktor dominan yang mempengaruhl suhu atmosfer permukaan di Indonesia.
  • Hlm. 46-52: il.; 30 cm