Pasar Seni dan Kerajinan di Kulon Progo Citra Visual Pasar Senidan Kerajinan Di Kulon Progo Berdasarkan Ciri Karakter Eceng Gondok
Kulon Progo merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di sebelah barat Yogyakarta, yang mempunyai berbagai hasil kerajian tangan yang dihasilkan oleh produk unggul daerah kulon Progo yang kerajinan dari bahan enceng gondok yang menhasilkan produk-produk berupa tas, taplak meja, guci, kotak tempat...
Main Author: | Yudi Efrianto (-) |
---|---|
Format: | Serial |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Yogyakarta:
FT Sipil dan Perencanaan UII
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://202.162.35.204:8191/opac/DetailOpacBlank.aspx?id=18658 http://202.162.35.204:8191/opac/uploaded_files/sampul_koleksi/original/Monograf/7051.jpg |
Summary: |
Kulon Progo merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di sebelah barat Yogyakarta, yang mempunyai berbagai hasil kerajian tangan yang dihasilkan oleh produk unggul daerah kulon Progo yang kerajinan dari bahan enceng gondok yang menhasilkan produk-produk berupa tas, taplak meja, guci, kotak tempat koran, hiasan berupa kipas dan lain-lain. Produk-produk tersebut sudah menembus pasar internasional seperti Eropa, Australia, Amerika, dan beberapa negara asean dengan omset mencapai ratusan miliar rupiah. Akan tetapi, potensi tersebut belum ditampung dalam satu wadah atau kawasan seperti pasar seni, para pengrajin masih memasarkan di rumah pengrajin sendiri, sehingga diperlukan suatu wadah yang mampu menampung para seniman dan pengrajin dalam suatu wadah yaitu pasar seni dan kerajinan dengan karakter eceng gondok sebagai salah satu produk unggulan, yang nantinya dapat dinikmati pengunjung secara visual. Ciri karakter eceng gondok yang hidup di air yang ditranspormasikan ke dalam kawasan pasar seni dan kerajinan dengan penempatan kolam-kolam yang berisikan tanaman enceng gondok, selain itu anyaman enceng gondo yang telah jadi berupa jalinan tali, kemudian dililitkan pada kolom, yang nantinya dapat dinikmati pengunjung secara visual. Konsep gubahan massa bangunan mengikuti bentuk site dengan konsep terbuka untuk bangunan retail penjualan. Konsep sirkulasi menggunakan konsep radial, pengunjung bisa mengeliingi kawasan pasar seni dan kerajinan dengan nyaman yang didukung dengan pola sirkulasi yang menarik, ditambah dengan adanya plaza sebagai titik tengah dari kawasan pasar seni dan kerajinan ini dan panggung hiburan yang terdapat di tengah site, sehingga pengunjung dapat sambil menikmati pertunjukan seni sambil menikmati pertunjukan seni sambil berbelanja benda seni dan kerajinan. Selain itu untuk pengunjung difable disediakan ramp untuk menuju lantai 2 yang berfungsi sebagai ruang peragaan seni kerajinan, sehingga kreativitas para penyandang difable tetap tersalurkan. Pembangian ruang-ruang yang berbeda fungsi berdasarkan dg fungsi yg akan diwadahi, pembagian dalam 3 massa, dg membedakan antara fungsi komesil dengan fungsi pendidikan dan informasi. Terdapat 2 Entrance menuju ke dalam site yang langsung menuju ke dalam site. Main entrance langsung menghadap ke jalan utama Jogja-Wates, ini untuk mempermudah pengunjung yang menggunakan jasa angkutan umum, sedangkan entrance kedua terdapat pada ares parkir, ini untuk mempermudah para pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi. Pada tampilan bangunan terlihat penggunaan atap joglo, ini mengacu pada bangunan sekitar site yang menggunakan konsep bangunan tradisional jawa. |
---|---|
Physical Description: |
xii, 111 hlm.: ilus., 30 cm |
Bibliography: |
Bibliografi |