Geologi dan Analisis Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Petrografi Batubara Pada Formasi Nanggulan Daerah Kalisonggo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, DIY
Daerah telitian secara administrasi termasuk dalam wilayah kecamatan Girimulyo, Kab KP, DIY dan secara geografis terletak pada 110derajad 11'40"BT-110derajad 12'20"BT dan 07derajad43'40"LS-07derajad45'00"LS. Pengambilan sampel betubara di lapangan menggunakan...
Main Author: | Herie Widiyanto (-) |
---|---|
Format: | Serial |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Yogyakarta:
UPN "Veteran" FT Mineral
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://202.162.35.204:8191/opac/DetailOpacBlank.aspx?id=15855 http://202.162.35.204:8191/opac/uploaded_files/sampul_koleksi/original/Monograf/16131.jpg |
Summary: |
Daerah telitian secara administrasi termasuk dalam wilayah kecamatan Girimulyo, Kab KP, DIY dan secara geografis terletak pada 110derajad 11'40"BT-110derajad 12'20"BT dan 07derajad43'40"LS-07derajad45'00"LS. Pengambilan sampel betubara di lapangan menggunakan metoda ply by ply yaitu pengambilan berdasarkan litotype maka dapat dibedakan menjadi 8 sampel pada seam Kalisonggo dengan ketebalan 53 cm. Sedangkan untuk analisis lingkungan pengendapan peneliti menggunakan metoda dari diesel dan Mukopadhay (1986). Berdasarkan klasifikasi geomorfologi dari Van Zuidam (1983), daerah telitian dapat dibedaan menjadi 3 satuan geomorfik yaitu: bentukan asal fluvial, bentukan asala vulkanik, dan bentukan asal denudasional. Stratigrafi yang menyusun daerah telitian terdiri dari tiga satuan batuan, yaitu satuan batupasir Formasi Nanggulan, satuan breksi Formasi KAligesing dan Satuan intrusi basalt. Struktur pada daerah telitian adalah jenis lipatan antikli dengan arah umu sumbu dayap timur N192derajadE/18derajad dan arah umum sumbu sayap barat N034derajad E/16derajad. Jenis lipatan "Upright Horizontal Fold" (Klasifikasi Fleuty, 1964). Berdasaran hasil analisis stratigrafi dan profil daerah telitian diendapkan pada kala Eosen Akhir dengan dijumpainya Foraminifera besar berupa Nummulites djokjakartae MARTIN dan Discocylina ompuhalus Verbeek, maka dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan batimetri berada pada zona Transisi-Neritik Tepi. Hasil analisis laboratorium didapatkan bahwa vitrine lebih dominan dibandingan maseral liptinite dan inernite. Dengan ditemukannya pirite berbentuk framboidal mengindikasikan bahwa lingkungan pengendapan batubara seam Kalisonggo dipengaruhi oleh air payau yang berasal dari air laut. Hasil analisis lingkungan pengendapan berdasarkan petrografi batubara pada daerah telitian dapat diambil kesimpulan bahwa batubara terbentuk di daerah Marsh-Telmatic dengan fasies A. |
---|---|
Physical Description: |
xiv, 58 hlm.: ilus., 30 cm |
Bibliography: |
Bibliografi hlm. 55-56 |