Kesiapan Sekolah Menengah Umum (SMU) dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)di Kabupaten Kulon Progo
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesiapan SMU di Kulon Progo dalam menerapkan KBK sekaligus mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang ada di sekolah dalam persiapan implementasi KBK, dan dilanjutkan dengan mengidentifikasi strategi yang dapat dilakukan oleh sekolah...
Corporate Author: | UNY (-), Bappeda KP |
---|---|
Format: | Serial |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Kulon Progo:
UNY dan Bappeda KP
, 2003
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://202.162.35.204:8191/opac/DetailOpacBlank.aspx?id=16946 http://202.162.35.204:8191/opac/uploaded_files/sampul_koleksi/original/Monograf/19254.jpg |
Summary: |
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesiapan SMU di Kulon Progo dalam menerapkan KBK sekaligus mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang ada di sekolah dalam persiapan implementasi KBK, dan dilanjutkan dengan mengidentifikasi strategi yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk menata dan mempersiapkan diri mengimplementasikan KBK. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kebijakan yang dilakukan di 14 SMU di Kulon Progo, terdiri atas 10 sekolah berstatus negeri dan 4 swasta. Subyek penelitian ini mencakup kepala sekolah, guru, staf sekolah, siswa, serta orang tua/komite sekolah. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, angket, dan studi dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif yang didukung dengan deskriptif dalam bentuk tabulasi silang dan presentase. Kredibilitas penelitian dibangun dengan cara crosscheck, peer debreefing, dan FGD. Hasil penelitian menunjukkan kondisi sebagai berikut: 1). sebagian besar sekolah dilihat dari komitmen sumber daya manusia telah siap melaksanakan KBK pada tahun 2004, bahkan sebagian SMU telah melaksanakannya pada tahun ajaran 2003/2004. Kepala sekolah, dan guru menanggapi positif dan sebagian besar memiliki komitmen yang tinggi; 2). Tenaga administratif relatif memadai; 3). Komite sekolh/orang tua pada umumnya sudah mendapatkan sosialisasi KBK, namun belum optimal dalam membantu yang terkait dengan aspek akademik; 4). Guru yang mengikuti penataran KBK relafit masih sedikit, hal ini disebabkan kemampuan sekolah untuk membiayai penataran guru relatif terbatas; 5) Kemampuan guru untuk memvariasikan metode pembelajaran dan pengalaman belajar pada siswa relatif terbatas. Keaktifan Guru dalam MGMP masih relatif rendah, umumnya hanya beberapa mata pelajaran yang aktif; 6). Fasilitas pembelajaran umumnya relatif terbatas, seperti alat peraga, media pembelajaran, alat dan bahan untuk praktek laboratorium, serta buku -buku pokok dan penunjang materi belajar. Beberapa hal yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pelatihan KBK bagi guru dan kepala sekolah mendesak dilakukan; 2). Pembinaan/pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran, penggunaan alat peraga, media pembelajaran, alat laboraotium di dalam maupun di luar sekolah, dan optimalisasi sumber belajar perlu mendapatkan prioritas. Termasuk melengkapi alat dan bahan laboratorium, dan buku pokook dan penunjang bagi guru maupun siswa yang sesuai dengan kebutuhan sekolah; 3). Dinas Pendidikan secara aktif seyogyanya memonitor aktivitas MGMP sebagai wahana para guru unuk meningkatkan komitmen dan kompetensinya, dan juga memonitor kondisi kepemimpinan kepala sekolah terutama mencari informasi gaya kepemimpinan kepala sekolah agar sekolah dapat berjalan efektif dan efisien. |
---|---|
Physical Description: |
vii, 52 hlm., 30 cm |
Bibliography: |
Bibliografi hlm. 52 |