Kajian Tanah Longsor di Kecamatan Samigaluh, KAbupaten Kulon Progo (Studi KAsus Kedungrong, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Tanah mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena selain sebagai unsur ruang juga sebagai unsur bagi penyelenggaraan kegiatan manusia. Sehingga dalam penggunaan tanah harus sesuai dengan azas lestari, optimal, serasi, dan seimbang. Apabila azas tersebut tidak diperhatikan maka y...

Full description

Main Author: Fajar Desi Pratiwi (-)
Format: Serial
Bahasa: ind
Terbitan: Yogyakarta: STPN , 2008
Subjects:
Online Access: http://202.162.35.204:8191/opac/DetailOpacBlank.aspx?id=14019
http://202.162.35.204:8191/opac/uploaded_files/sampul_koleksi/original/Monograf/4927.jpg
Summary: Tanah mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena selain sebagai unsur ruang juga sebagai unsur bagi penyelenggaraan kegiatan manusia. Sehingga dalam penggunaan tanah harus sesuai dengan azas lestari, optimal, serasi, dan seimbang. Apabila azas tersebut tidak diperhatikan maka yang terjadi adalah bencana. Salah satu bencana yang banyak terjadi adalah tanah longsor. Tanah longsor adalah gerakan massa tanah dari atas lereng menuju ke bawah lereng karena pengaruh grafitasi dan terganggunya kestabilan tanah serta batuan penyusun lereng. Tanah longsor ini dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam seperti kemiringan lereng, curah hujan harian yang sangat tinggi, tekstur tanah, kedalaman efektif tanah dan jenis tanah. Sedangkan faktor manusia seperti bentuk penggunaan tanah dan pengolahan tanah yang tidak sesuai dengan kondisi wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penyebab terjadinya tanah longsor di Dusun Kedungrong, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kab KP Provinsi DIY. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey untuk mengkaji secara deskriptif kejadian tanah longsor di Dusun Kedungrong. Variabel - variabel yang diteliti adalah kemiringan lereng, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah, curah hujan harian, penggunaan tanah, jenis tanah, jenis tumbuhan dan kegiatan masyarakat. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari wilayah yang terkena tanah longsor dan wilayah yang tidak terkena tanah longsor dengan unit penelitian adalah bidang-bidang tanah. Jenis data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari masyarakat di lokasi bencana dan sekitarnya, serta data sekunder diperoleh dari pencatatan - pencatatan arsip, dokumen, jurnal, teori-teori dan pengumpulan data dari instansi - instansi yang terkait. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah penelitian lapangan, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan tulis, daftar pertanyaan, abney hand level dan bor tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lokasi bencana kemiringan lerengnya lebih kurang 30%, kedalaman efektif tanahnya 60-70 cm, tekstur tanah sedang, curah hujan harian 45 mm/hr, penggunaan tanah untuk pemukiman, tegalan, dan kebun campur, jenis tanah latosol, jenis tumbuhan mayoritas berakar serabu, serta adanya kegiatan masyarakat berupa pemotongan lereng untuk pembuatan jalan. Sedangkan di lokasi yang tidak terkena bencana kemiringannya 15%-30%, kedalaman efektif tanah 60cm-90cm, tekstur tanah sedang, curah hujan harian 45 mm/hr, penggunaan tanah untuk pemukiman, sawah tegalan dan kebun campur, jenis tanah latosol, jenis tumbuhan seimbang jumlahnya antara yang berakar serabut dan berakar tunggang, dan kegiatan masyarakat tidak ada. dari perbedaan data-data di wilayah yang terkena longsor dan di wilayanh yang tidak terkena longsor dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab terjadinya tanah longsor di Dususn Kedungrong adalah adanya bidang luncur/gelincir di lokasi bencana, curah hujan harian yang sangat tinggi dan berlangsung terus menerus dalam beberapa hari, penggunaan tanah untuk pemukiman pada wilayah yang mempunyai kemirirngan lereng lebih dari 30%, jenis tumbuhan mayoritas berakar serabut dan adanya kegiatan masyarakat berupa pemotongan lereng untuk pembuatan jalan.
Physical Description: xii, 111 hlm.: ilus., 30 cm
Bibliography: Bibliografi hlm. 78-80