Model Medan Digital Untuk Pemodelan Rainfall-Runoff Analisis Sedimentasi Secara Regional Pada Das Musi
Main Authors: | Dinar , Dwi Anugerah Putranto, Sarino, Sarino, Agus, Lestari Yuono |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unsri.ac.id/8174/1/Laporan_Akhir_Penelitan__BOPTN_Dinar_DA_Putranto_UNSRI.pdf http://eprints.unsri.ac.id/8174/ |
Daftar Isi:
- Erosi tanah adalah suatu proses alam yang terjadi secara alami, namun demikian pada umumnya dipercepat oleh berbagai aktivitas-aktivitas manusia seperti pola bercocok tanam yang tidak sesuai (Risser, 1981, Morgan, 2005). Efek negatif dari erosi tanah, adalah rusaknya tanah pertanian, dan hilangnya kesuburan tanah karena terkelupasnya lapisan atas permukaan tanah yang mengandung bahan organik. Efek terlepasnya partikel tanah dari lokasi meliputi sedimentasi ke arah muara dan mengisi beberapa rongga pada saluran yang akan mengurangi kapasitas aliran pada saluran dan menyebabkan terjadinya timbunan yang akan meningkatkan genangan dan mempercepat terjadinya banjir (Morgan, 2005). Berbagai model empiris untuk memperkirakan besarnya erosi tanah telah dikembangkan dan diterapkan dengan menggunakan teknik GIS pada beberapa Negara (Pistocchi et al., 2002; Raghunath, 2002; Shi et al., 2002; Bayramin et al., 2003; Kandrika serta Dwivedi, 2003; Zaluski et al., 2003; Brough et al., 2004; Essa, 2004). Namun demikian, kebanyakan aplikasi tidak memfokuskan pada analisis terhadap arah aliran sedimen kearah segmen sungai, sehingga belum dapat menjelaskan manajemen yang seharusnya dilakukan dalam program konservasi tanah. Dengan cara menganalisis laju erosi berdasarkan arah kemiringan lereng dengan menggunakan satu model erosi tanah dan memperkirakan besarnya suplai sedimen kearah sungai, model diharapkan bisa meramalkan lereng bagian mana yang diperkirakan akan menyokong sedimen terbesar ke jaringan sungai serta dimana bagian terbesar sedimen tersebut cenderung akan diendapkan didalam sungai. Pendugaan tersebut akan diuji dengan mengambil sampling sedimen pada lokasi yang diduga terjadi endapan dan membandingkannya dengan pendugaan yang dilakukan dengan menggunakan model erosi tanah. Dasar dari model erosi yang digunakan adalah model Revised Universal Soil Loss Equation (RUSLE) yang memperkirakan rata-rata tahunan kehilangan tanah sebagai produk dari faktor-faktor curah hujan, indeks erosivitas, erodibilitas, panjang kemiringan lereng dan kecuraman, penutup lahan dan praktek pengelolaan lahan (Renard et al., 1996). Dilihat dari penggunaan lahan dan kondisi sebaran kemiringan lereng dari hasil analisis, serta jenis tanah yang ada, wilayah potensial sangat kritis di dominasi oleh Kabupaten Musi Rawas yang luasnya mencapai 5.810,909 Ha, Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas 5.568,571 Ha, Kabupaten Banyuasin dengan luas 5.167,239 Ha. Sementara daerah kritis ditemukan di Musi Banyuasin dengan luas area 366.912,311 Ha, Kabupaten Ogan Komering Ilir luasnya 338.481,254 Ha, Kabupaten Banyuasin luasnya 261.290,799 Ha. Wilayah dengan potensial kritis , karena pola bercocok tanam yang tidak sesuai di dominasi oleh Kabupaten Musi Rawas dengan luas 443.737,122 Ha, Kabupaten Muara Enim luasnya 282.677,852 Ha, dan Kabupaten Lahat dengan luas 135.404,224 Ha.