Pengaruh Persepsi dan Preferensi Penghuni Rumah Panggung dalam Pengendalian Penutupan Area Resapan Air pada Permukiman Lahan Basah Tepian Sungai Musi Palembang

Main Authors: Anwar, Widya Fransiska Febriati, Nugroho, Setyo
Format: BookSection PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Fak Teknik, Universitas Sriwijaya , 2014
Subjects:
Online Access: http://eprints.unsri.ac.id/7804/1/paper_widya_prosiding_avoer_VI_thn_2014.pdf
http://eprints.unsri.ac.id/7804/
Daftar Isi:
  • Untuk kota Palembang, kawasan permukiman tepian sungai merupakan bukti nyata keberadaan kota sungai masa lampau. Dengan berkembangnya gaya hidup modern, rumah panggung yang adaptif dan lahir dari budaya sungai masa lampau dituntut berubah sesuai kebutuhan penghuni masa sekarang. Perubahan ini berpotensi pada tertutupnya area resapan air di lahan basah tepian sungai. Konflik antara tuntutan hunian untuk gaya hidup modern dan kepentingan untuk mempertahankan kekayaan arsitektur sekaligus menjaga resapan air di lahan basah menjadi permasalahan pada penelitian ini. Pertanyaan dalam makalah ini adalah bagaimana pengaruh persepsi dan preferensi penghuni akan hunian rumah panggungnya terhadap pengendalian pembangunan di permukiman lahan basah tepian sungai. Makalah ini bertujuan untuk mengungkapkan preferensi penghuni rumah panggung dalam membangun dan merenovasi hunian mereka yang berlokasi di area lingkungan lahan basah, tepian sungai Musi Palembang. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini mencari tahu bagaimana persepsi penghuni terhadap rumah panggung dan preferensi meraka dalam mengubahnya. Sebanyak 213 kuistioner disebar pada kurun Juli-Agustus 2014. Metoda analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan deskripsi statistik dan analisis faktor. Hasil menunjukkan bahwa responden memandang rumah panggung sebagai rumah gaya lama (63,4%), tidak menganggapnya sebagai suatu asset budaya (55,9%). Sebanyak 61 % responden memiliki pemahaman akan pentingnya area bawah rumah sebagai area resapan air tanah. Namun responden tetap memiliki preferensi untuk merubah rumah panggung, dengan memanfaatkan ruang bawah baik sebagai tempat tinggal ataupun usaha. Hasil analisis menemukan terdapat empat faktor yang menentukan preferensi penghuni dalam merenovasi rumah panggung yaitu faktor (1) cara hidup, (2) jenis kegiatan, (3) material dan gaya bangunan dan (4) faktor stimulan. Pembahasan menyimpulkan bahwa untuk Kota Palembang, persepsi tentang rumah panggung sebagai suatu asset arsitektur tradisional dan budaya tidak cukup kuat untuk mengendalikan pembangunan yang berpotensi menutup area resapan lahan basah. Hal ini berarti bahwa perlu untuk mempertimbangkan cara hidup penghuni sebagai salah satu faktor penentu dalam keberhasilan disain pembangunan kawasan permukiman tepian sungai yang terkendali.