PERBANYAKAN MASSAL TRICHODERMA SP. DAN PENICILLIUM SP. DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH DAN APLIKASINYA DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT TANAMAN CABAI DENGAN INFESTASI PATOGEN SECARA ALAMI

Main Authors: Muslim, A., Hamidson, Harman, Mirnia, Eka, ., Novizar, P.B., Anton
Other Authors: Herlinda, Siti, Rizar, Ernila, Komalasari, Oom, Solichin, M., Hasyim, Hamzah, Hasan, Yamin M., Emirzon, Joni, Raharjo, Budi
Format: BookSection PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan , 2010
Subjects:
Online Access: http://eprints.unsri.ac.id/7486/1/Perbanyakan_Massal_Trichoderma_sp._dan_Penicullium_sp......pdf
http://eprints.unsri.ac.id/7486/
Daftar Isi:
  • Perbanyakan massal Trichoderma sp. dan Penicillium sp. dengan bahan baku limbah dan aplikasinya dalam mengendalikan penyakit tanaman cabai dengan infestasi patogen secara alami dilakukan dilahan rawa lebak milik petani. Kombinasi berbagai limbah yaitu; Ampas kelapa+dedak+Serbuk Kayu; Ampas Kelapa+dedak+tandan kosong kelapa sawit’ Ampas tapioka+dedak+Serbuk Kayu; Ampas Tapioka+dedak+Tandan Kosong Kelapa sawit, merupakan media perbanyakan massal yang ideal bagi Trichoderma sp. dan Penicillium sp. yang menghasilkan kerapatan konidia yang cukup tinggi dan viabilitas yang cukup lama mencapai 3-4 bulan. Perbanyakan massal Trichoderma sp. dan Penicillium sp. dengan bahan baku limbah sangat efektif dalam mengendalikan penyakit tanaman khususnya penyakit virus belang tulang daun dan antraknose tanaman cabai untuk skala lapangan dengan infestasi patogen secara alami, dengan persentasi penekanan keparahan penyakit berkisar antara 34,21%-78,95% untuk penyakit virus belang tulang daun, dan menekan keparahan penyakit antraknose berkisar antara 46,13-90,95%. Sementara kemampuan menekan penyakit lain terutama penyakit busuk akar Sclerotium, bercak daun, dan mati pucuk Phytopthora tidak dapat diketahui karena penyakit-penyakit tersebut tidak muncul selama penelitian, hal ini dikarenakan inokulum potential penyakit ini tidak cukup untuk menimbulkan penyakit sebab tidak dilakukan inokulasi atau infestasi patogen secara buatan.