Kendali Geologi Terhadap Rekayasa Tata Letak Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-Hidro (PLMH) Daerah Air Terjun Riam Manangar, Kalimantan Barat

Main Author: Nalendra, Stevanus
Format: Article PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Unsri Press , 2016
Subjects:
Online Access: http://eprints.unsri.ac.id/7349/1/Nalendra_(2016)_%2D_Kendali_Geologi_Terhadap_Rekayasa_Tata_Letak_Konstruksi_Pembangkit_Listrik_Tenaga_Mikro%2Dhidro_Daerah_Air_Terjun_Riam_Manangar%2C_Kalimantan_Barat.pdf
http://avoer.ft.unsri.ac.id/userfiles/file/PROSIDING%20AVOER%208%202016%20-%20PENELITIAN-.pdf
http://eprints.unsri.ac.id/7349/
Daftar Isi:
  • Atas dasar kebutuhan pasokan listrik di daerah terpencil yang ada di Kalimantan Barat, maka direncanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-Hidro (PLTMH) di Air Terjun Riam Manangar. Air terjun di lokasi penelitian menjadi batas perbedaan ketinggian yang cukup signifikan dan dapat difungsikan sebagai sumber energi untuk menjatuhkan air ke turbin. Aktualisasi dalam perencanaannya, dibutuhkan kajian yang menyangkut ketahanan dan kekuatan konstruksi. Ketika konstruksi berada pada pondasi yang keras (bedrock) maka akan bekerja mekanisme tumpu yang menopang bangunan diatasnya sehingga kejadian penurunan tanah akibat pembebanan bangunan dapat diperkecil. Penelitian ini bersifat deskriptif-observasi yaitu sumber data bertumpu pada hasil perolehan data permukaan seperti pengamatan batuan, kedudukan struktur, kemiringan lereng, yang kemudian menjadi arahan untuk pengamatan geologi bawah permukaan dengan metode seismik refraksi. Dijumpainya kontak antara columnar joint dengan struktur batuan yang masif di lapangan menandakan adanya proses syn-depositional yang mengendalikan, sedangkan air terjun dengan bidang menggantung merupakan bagian dari proses post-depositional. Diskontinuitas bidang dari kedua struktur primer tersebut memberikan informasi geologi tentang adanya sifat fisis batuan yang labil dan sering menjadi zona lemah. Sehingga arah penelitian ini adalah menganalisis pengaruh terjadinya proses geologi yang bersifat destruktif pasca pembangunan konstruksi PLTMH. Selanjutnya, diwujudkan dalam model rekomendasi mengenai posisi bendungan, bak penampung, dan power house (turbin dan generator) yang berada di zona rawan bencana. Akhirnya pemilihan dan tata letak konstruksi PLTMH yang lebih terpercaya menuntut suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap faktor-faktor pengendalinya.