Dislokasi Sendi Bahu: Epidemiologi Klinis dan Tinjauan Anatomi
Main Author: | Siswo, Legiran |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed application/pdf |
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unsri.ac.id/5722/1/LK_2015_Dislokasi_Sendi.pdf http://eprints.unsri.ac.id/5722/ |
ctrlnum |
5722 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>Dislokasi Sendi Bahu: Epidemiologi Klinis dan Tinjauan Anatomi</title><creator>Siswo, Legiran</creator><subject>R Medicine (General)</subject><description>Latar belakang: Dislokasi sendi bahu sering dijumpai dari kasus ketidakstabilan sendi dan
terbanyak dijumpai adalah dislokasi sendi bahu anterior. Dislokasi sendi bahu dapat
menyebabkan kerusakan pada saraf serta dapat terjadi berulang. Pemahaman tentang anatomi
pada kasus dislokasi sendi bahu dan temuan epidemiologi klinis dapat membantu memahami
patofisiologi gangguan ini sehingga dapat mengurangi morbiditas lebih lanjut.
Tujuan: Untuk mengetahui epidemiologi klinis dislokasi sendi bahu di Subbagian Bedah
Ortopedi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan tinjauan anatominya.
Metode: Penelitian deskriptif dengan desain retrospektif. Data diambil dari rekam medik
pasien rawat inap dengan dislokasi sendi bahu di Subbagian Bedah Ortopedi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang dari bulan Januari 2012 sampai bulan Desember 2013.
Hasil: Subjek penelitian adalah 55 pasien yang terdiri dari 39 laki-laki dan 16 perempuan.
Sebanyak 26,1% penderita berusia 14-24 tahun dan 70,9% diderita oleh laki-laki.
Berdasarkan waktu kejadian dislokasi, 76,4% pasien datang dengan dislokasi akut. Penyebab
utama dislokasi adalah trauma (90,9%). Penyebab dislokasi adalah 60% akibat trauma
langsung. Dislokasi anterior didapati paling banyak terjadi yaitu 90,9% dengan 34,5% kasus
mengalami komplikasi fraktur-dislokasi. Teknik reduksi menjadi yang paling banyak
dilakukan dalam penatalaksanaan yaitu 56,4%. Kekuatan yang menyebabkan rotasi eksterna
dan ekstensi sendi bahu adalah mekanisme patofisiologi yang paling banyak didapati.
Kesimpulan: Pemahaman tentang anatomi yang baik membantu dalam penatalaksanaan dan
pengurangan morbiditas dislokasi sendi bahu.
Kata kunci: dislokasi sendi bahu, dislokasi sendi bahu anterior</description><type>Journal:Article</type><type>PeerReview:PeerReviewed</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://eprints.unsri.ac.id/5722/1/LK_2015_Dislokasi_Sendi.pdf</identifier><identifier>Siswo, Legiran Dislokasi Sendi Bahu: Epidemiologi Klinis dan Tinjauan Anatomi. Buku Abstrak: Kongres Nasional Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia Jakrta, 27-28 Maret 2015.</identifier><relation>http://eprints.unsri.ac.id/5722/</relation><recordID>5722</recordID></dc>
|
format |
Journal:Article Journal PeerReview:PeerReviewed PeerReview File:application/pdf File |
author |
Siswo, Legiran |
title |
Dislokasi Sendi Bahu: Epidemiologi Klinis dan Tinjauan Anatomi |
topic |
R Medicine (General) |
url |
http://eprints.unsri.ac.id/5722/1/LK_2015_Dislokasi_Sendi.pdf http://eprints.unsri.ac.id/5722/ |
contents |
Latar belakang: Dislokasi sendi bahu sering dijumpai dari kasus ketidakstabilan sendi dan
terbanyak dijumpai adalah dislokasi sendi bahu anterior. Dislokasi sendi bahu dapat
menyebabkan kerusakan pada saraf serta dapat terjadi berulang. Pemahaman tentang anatomi
pada kasus dislokasi sendi bahu dan temuan epidemiologi klinis dapat membantu memahami
patofisiologi gangguan ini sehingga dapat mengurangi morbiditas lebih lanjut.
Tujuan: Untuk mengetahui epidemiologi klinis dislokasi sendi bahu di Subbagian Bedah
Ortopedi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan tinjauan anatominya.
Metode: Penelitian deskriptif dengan desain retrospektif. Data diambil dari rekam medik
pasien rawat inap dengan dislokasi sendi bahu di Subbagian Bedah Ortopedi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang dari bulan Januari 2012 sampai bulan Desember 2013.
Hasil: Subjek penelitian adalah 55 pasien yang terdiri dari 39 laki-laki dan 16 perempuan.
Sebanyak 26,1% penderita berusia 14-24 tahun dan 70,9% diderita oleh laki-laki.
Berdasarkan waktu kejadian dislokasi, 76,4% pasien datang dengan dislokasi akut. Penyebab
utama dislokasi adalah trauma (90,9%). Penyebab dislokasi adalah 60% akibat trauma
langsung. Dislokasi anterior didapati paling banyak terjadi yaitu 90,9% dengan 34,5% kasus
mengalami komplikasi fraktur-dislokasi. Teknik reduksi menjadi yang paling banyak
dilakukan dalam penatalaksanaan yaitu 56,4%. Kekuatan yang menyebabkan rotasi eksterna
dan ekstensi sendi bahu adalah mekanisme patofisiologi yang paling banyak didapati.
Kesimpulan: Pemahaman tentang anatomi yang baik membantu dalam penatalaksanaan dan
pengurangan morbiditas dislokasi sendi bahu.
Kata kunci: dislokasi sendi bahu, dislokasi sendi bahu anterior |
id |
IOS4554.5722 |
institution |
Universitas Sriwijaya |
institution_id |
177 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Sriwijaya |
library_id |
596 |
collection |
Repository Universitas Sriwijaya |
repository_id |
4554 |
city |
KOTA PALEMBANG |
province |
SUMATERA SELATAN |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4554 |
first_indexed |
2017-08-30T23:45:00Z |
last_indexed |
2017-08-30T23:45:00Z |
recordtype |
dc |
merged_child_boolean |
1 |
_version_ |
1686139599113420800 |
score |
17.538404 |