Transformasi Bentuk Arsitektural Hunian Masyarakat Keturunan China Di Palembang (Pembacaan Arsitektural Dengan Metode Hermeneutika Fenomenologi)

Main Author: Adiyanto, Johannes
Format: Proceeding PeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://eprints.unsri.ac.id/3669/1/01_Johannes_Adiyanto.pdf
http://eprints.unsri.ac.id/3669/
Daftar Isi:
  • Hunian yang berkembang di wilayah Palembang dapat dibagi menjadi dua hunian yaitu hunian di air dan hunian di darat. Hunian di air, yang umum disebut dengan rumah rakit, pada masa Kerajaan Palembang Darussalam awal diperuntukkan bagi warga pendatang. Sedangkan hunian yang ada di darat, yang umumnya berbentuk rumah panggung, pada masa Kerajaan tersebut diperuntukkan bagi warga ’asli’. Namun pada perkembangannya selanjutnya permintakatan (zonning) tidak lagi diberlakukan secara ketat. Para pendatang, terutaman pendatang dari China, diijinkan oleh Kerajaan untuk membangun huniannya di darat dengan bentuk rumah panggung, walau untuk mendapatkan ijin tersebut melalui seleksi yang cukup ketat. Sehingga masih ada saja yang membangun huniannya di air. Perkembangan dari hunian di air ke hunian ke darat (= pen-darat-an) ternyata membawa ’sisa-sisa’ pemahaman hunian air ke darat. Dan bahkan pemahaman hunian tersebut merupakan ’jejak’ arsitektural asal usul mereka. Tiap tahapan hunian membawa pengaruh dan memperkaya elemen arsitekturalnya. Dengan metode hermeneutik fenomenologi maka dapat di temukan benang merah antar masing-masing hunian. Dengan ’membaca’ elemen arsitektural dari perkembangan hunian pendatang China membuktikan melalui hunian dapat ditemukan ’akar’ pemahaman arsitekturalnya, walaupun masing-masing tahapan terjadi ’dialog-dialog’ dengan elemen arsitektural lokal yang justru memperkaya ke-arsitektur-an Nusantara.