Mekanisme Molekuler Resistensi Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Main Author: | Jogoboyo, Yuwono |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed application/msword |
Terbitan: |
FK Univ. Muhammadiyah Palembang
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unsri.ac.id/3165/1/MRSA_UMP.doc_Mech.doc http://www.umpalembang.net/jurnal.fk.ump/home.php http://eprints.unsri.ac.id/3165/ |
Daftar Isi:
- S. aureus berubah menjadi galur resisten metisilin (MRSA) karena mendapat sisipan suatu elemen DNA berukuran besar antara 20-100 kb yang disebut staphylococcal cassette chromosome mec (SCCmec). SCCmec atau mecDNA terintegrasi ke dalam kromosom S. aureus pada regio di dekat origin of replication (ori) kromosom. SCCmec selalu mengandung mecA yaitu gen yang menyandi PBP2a yang mendasari resistensi MRSA. Setidaknya terdapat satu insertion element IS431 atau IS257 pada sebelah hulu mecA yang menjadi situs bagi proses rekombinasi elemen genetik dari plasmid maupun transposon seperti Tn554. Resistensi MRSA terhadap metisilin dan terhadap semua antimikroba golongan betalaktam disebabkan perubahan pada protein binding penicillin (PBP) yang normal yaitu PBP 2 menjadi PBP 2a. PBP 2a memiliki afinitas yang sangat rendah terhadap beta laktam sehingga sekalipun bakteri ini dibiakan pada medium mengandung konsentrasi tinggi beta laktam, MRSA tetap dapat hidup dan mensintesa dinding sel (tumbuh). Resistensi MRSA terhadap antimikroba nonbetalaktam umumnya berupa mutasi pada protein reseptor antimikroba yang dimaksud dan adanya active efflux yaitu pengeluaran obat secara aktif segera setelah obat tersebut masuk ke dalam sel bakteri. Kata Kunci: MRSA, Antimikroba, Resistensi