Hepatotoksisitas Ochratoxin A Pada Fetus Mencit (Mus musculus L.) Setelah Pendedahan Selama Periode Oorganogenesis
Main Authors: | Setiawan, Arum, Wulandari, Respati, Sagi, Mammed, Istriyati, Istriyati |
---|---|
Other Authors: | Warsito, Warsito, Hadi, Sutopo, Suhartati, Tati, Sembiring, Simon, Mulyono, Mulyono, Ansori, Muslim, Usman, Mustofa, Muludi, Kurnia, LAnirin, Endang, Sumardi, Sumardi, Buhani, Buhani, Yuwono, Suripto, Master, Jani, Sutiaro, Sugeng, Abdurrahman, Abdurrahman, Nukmal, Nismah |
Format: | BookSection PeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
FMIPA Unila
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unsri.ac.id/2800/1/SEMIRATA_Arum_Lampung.pdf http://eprints.unsri.ac.id/2800/2/SEMIRATA_1.pdf http://eprints.unsri.ac.id/2800/ |
Daftar Isi:
- Ochratoxin A (OTA) merupakan metabolit utama kelompok Ochratoxin yang besifat toksis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian OTA selama organogenesis terhadap struktur histologi hepar fetusmencit. OTA diberikan secara oral dengan dosis 0,5 mg/kgbb, 1,0 mg/kgbb dan 1,5 mg/kgbb pada umur kebuntingan (uk) 7–14 hari. Kelompok kontrol tidak diberi perlakuan sama sekali, sedangkan kelompok placebo diberi perlakuan dengan sodium bikarbonat. Hepar fetus diambil pada saat uk-18 hari, diproses untuk pengamatan mikroanatomi dengan metode parafin, tebal sayatan 6 μm, diwarnai dalam larutan Hematoxylin Eosin. Sayatan histologi hepar diamati di daerah sekitar vena sentralis dan hepatosit. Hasil pengamatan menunjukkan hepar kelompok kontrol dan plasebo sel-selnya tidak mengalami kerusakan. Pada perlakuan I, II, dan III, vena sentralis mengalami hiperemia dan hepatosit mengalami kerusakan berupa cloudy swelling, nekrosis, dan hemorhagi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian OTA pada induk mencit selama umur kebuntingan 7-14 hari akan menyebabkan kerusakan pada struktur hepar fetus mencit. Tingkat kerusakan sejalan dengan semakin tingginya dosis perlakuan.