TEKTONIK LEMPENG DAN BENCANA GEOLOGI DI SUMATERA DAN JAWA (Plate Tectonics and Geological Hazards in Sumatera and Java)
| Main Authors: | Dyah Hastuti, Endang Wiwik, Susilo, Budhi Kuswan |
|---|---|
| Format: | Proceeding NonPeerReviewed application/pdf |
| Terbitan: |
, 2007
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://eprints.unsri.ac.id/1901/1/Tektonik_Lempeng_dan_Bencana_Geologi_di_Sumatera_dan_Jawa.pdf http://eprints.unsri.ac.id/1901/ |
Daftar Isi:
- Wilayah Sumetra dan Jawa pada rentang waktu tiga tahun terakhir terus dilanda bencana geologi. Fenomena ala mini dipicu oleh pergerakan lempeng Indo-Australia dengan kecepatan 7 cm/tahun menyusup ke bawah lempeng Eurasia sehinga terbentuk zona subduksi Sumatera-Jawa. Manifestasinya adalah gempa bumi tektonik dan letusan gunung api. BMG mencatat bahwa wilayah Sumatera dan Jawa merupakan wilayah yang sedang aktif secara tektonik. Gempa bumi dengan intensitas 5 SR (skala Richter) atau lebih 80,31 persen terjadi di Sumatera, jauh lebih banyak bila diperbandingkan dengan yang terjadi di Jawa, yakni sebesar 19,16 persen. Gempa bumi Sumatera tahun 2004 dengan intensitas 9 SR atau 9,2 Mw dan Gempa Pangandaran dengan intensitas 6,8 SR terkait dengan pergeseran megathrust pada zona subduksi, Sedangkan gempabumi Pada tahun 2007 dengan intensitas 6,3 SR terjadi karena pergeseran sesar Sumatera. Kegempaan yang dirasakan adalah akibat pelebasan energi dari kedalaman pusat gempa( focus atau hypocenter). Intensitas gempabumi di Sumatera dan Jawa berkisar dari 2,4 sampai 9,2 SR, dengan kedalaman berkisar dari 10 sampai 188 kilometer. Gejala kegempaan samapai sekarang belum bisa diprediksikan waktu kejadian, besar identitas dan lokasi pastinya. Berbeda dengan gempa bumi tektonik, aktifitas gunung api seperti kletusan Gunung Talang di Sumatera dan Gunung Merapi di Jawa lebih mudah diprediksi. Peningkatan kegempaan local dan perubahan proses magmatik dapat dapat dijadikan dasar untuk memprediksi kemungkinan terjadi letusan gunung api sehingga upaya antisipatif memperkecio dampak bencana akibat letusan (erupsion) gunungapi dapat dilakukan.