Kajian Dan Pemetaan Parameter CO, SOx,NOx, Debu Akibat Dispersi dan Deposisi Emisi Gas Buang Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Merah Mata

Main Authors: Bustan, M. Djoni, Haryati, Sri
Format: Article PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Jurusan Teknik Kimia - FTI - ITS Surabaya , 2007
Subjects:
Online Access: http://eprints.unsri.ac.id/1387/1/kajian_dan_pemetaan.pdf
http://eprints.unsri.ac.id/1387/
Daftar Isi:
  • Meningkatnya degradasi terhadap kualitas lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan akan menimbulkan berbagai dampak negatif. Salah satu permasalahan pencemaran yang tidak mengenal batas administrasi adalah polusi udara yang oleh dunia internasional diterjemahkan dalam 3 isu pokok lingkungan hidup dunia, isu lingkungan yang bersifat global seperti pemanasan global seperti pemanasan global yang diakibatkan oleh efek rumah kaca, penipisan lapisan ozon dan hujan asam (acid rain). Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi dampak yang akan ditimbulkan akibat pencemaran udara dapat dilakukan pendekatan manajemen secara teknologi, sosial, ekonomi dan institusi yang dapat dilakukan dengan suatu permodelan baik pada tahap perencanaan, operasional dan tahap pasca operasional. Tujuan penelitian ini diharapkan dapat mengkaji dan mengevaluasi dispersi dan deposisi emisi gas buang guna meminimalisasi dampak – dampak nega tif yang akan ditimbulkan dari emisi gas buang terhadap degradasi kualitas lingkungan dan perubahan iklim secara global. Model Industrial Source Compleks dapat digunakan untuk memprediksi sebaran dan deposit konsentrasi emisi gas buang terhadap parameter CO, SOx, NOx dan partikulat pada suatu lokasi yang merupakan fungsi kualitas udara ambien (temperatur, humidity serta arah dan kecepatan angin). Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan Model Dispersi ISCT yang merupakan suatu model yang memakai teknik linier programming (LP) dan non linier. Pengukuran kualitas udara ambient yang dilakukan pengamatan pada 10 titik disekitar lokasi pembangkit listrik tenaga gas dan uap ± 21 hektar sedangkan nilai pengukuran kualitas udara emisi dilakukan pada unit simple cycle. Kontribusi penambahan emisi pada unit simple cycle pada musim kemarau rata – rata dibawah 50%.