PEMODELAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT BETON BERTULANG RANGKA TERBUKA SIMETRIS DI DAERAH RAWAN GEMPA DENGAN METODA ANALISIS PUSHOVER
Main Authors: | Nurjannah, Siti Aisyah, Megantara, Yoga |
---|---|
Format: | BookSection PeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unsri.ac.id/130/1/Pages_from_PROSIDING_AVOER_2011%2D25.pdf http://avoer2011.unsri.ac.id http://eprints.unsri.ac.id/130/ |
Daftar Isi:
- Negara Indonesia terletak di antara beberapa lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Australia yang bergerak ke arah utara, lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut, dan lempeng Eurasia, sehingga sering mengalami gempa bumi. Dalam peraturan tentang kegempaan SNI 03-1726-2002 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung, disebutkan salah satu metoda untuk menganalisis kinerja struktur suatu bangunan dalam kondisi pasca elastik akibat beban gempa adalah analisis pushover atau yang umum disebut metoda statis nonlinier. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperlihatkan bahwa struktur yang telah memenuhi syarat kekuatan sesuai dengan peraturan desain gedung bertingkat masih memerlukan analisis lebih jauh untuk mengukur kinerja model struktur bangunan gedung di bawah beban gempa dalam kondisi pasca elastik. Metoda penelitian yang digunakan untuk menganalisis model struktur bangunan gedung adalah analisis pushover berdasarkan SNI 03-1726-2002, Federal Emergency Management Agency (FEMA) 273, FEMA 356, dan Applied Technology Council (ATC)-40. Kinerja model struktur bangunan gedung yang terletak di Wilayah Gempa 4 Tanah Sedang di Indonesia dianalisis untuk mendapatkan tingkat kinerja struktur tersebut terhadap berbagai macam beban, termasuk beban gempa. Hasil analisis pushover memperlihatkan bahwa model struktur mempunyai tingkat kinerja Immediate Occupancy (IO) menurut ATC-40 atau pada tingkat Collapse Prevention (CP) menurut FEMA 273. Analisis selanjutnya dengan beban Gempa Wilayah 6 Tanah Sedang yang mempunyai Peak Ground Acceleration (PGA) lebih tinggi daripada Wilayah Gempa 4 Tanah Sedang memperlihatkan bahwa model struktur masuk dalam tingkat Damage Control menurut FEMA 273 atau Collapse Prevention menurut ATC-40 serta mempunyai lokasi titik kinerja (performance point) lebih tinggi. Lokasi titik kinerja ini menunjukkan bahwa struktur di Wilayah Gempa 6 lebih rentan terhadap beban gempa rencana. Hal ini perlu diwaspadai karena berdasarkan peta gempa terbaru yang terdapat di dalam RSNI 03-1726-201x Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Nongedung, nilai PGA di semua wilayah Indonesia lebih tinggi daripada nilai PGA pada peta gempa yang terdapat di dalam SNI 03-1726-2002.