PENGALAMAN PENDAMPINGAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE PADA MASYARAKAT
Main Authors: | Suwignyo, Rujito Agus, Munandar, Munandar, Sarno, Sarno, Ulqodry, T. Zia, Halimi, E. S. |
---|---|
Format: | Proceeding NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unsri.ac.id/1177/1/Makalah_KKMD_2011%2D26_Mei_2011%2DRujito_et_al_unsri.pdf http://eprints.unsri.ac.id/1177/ |
Daftar Isi:
- Sumber daya Wilayah pesisir Indonesia sangat besar yang didukung oleh adanya garis pantai sepajang sekitar 81.000 km. Garis pantai yang panjang ini menyimpan potensi kekayaan sumber alam yang besar. Potensi itu diantaranya potensi hayati dan non hayati. Potensi hayati misalnya: perikanan, hutan mangrove, dan terumbu karang, sedangkan potensi nonhayati misalnya: mineral dan bahan tambang serta pariwisata. Provinsi Sumatera Selatan adalah provinsi yang berbatasan langsung dengan Selat Bangka dan Laut Jawa di sisi bagian timur, memiliki potensi hutan mangrove yang cukup luas serta keanekaragaman hayati yang tinggi. Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikaasi hutan mangrove yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan DAS Musi tahun 2006, luas potensial hutan mangrove di provinsi Sumatera Selatan adalah sekitar 1.693.110,10 hektar. Kondisi hutan mangrove tersebut dalam kategori rusak berat dan sedang adalah seluas sekitar 1.484.724,42 hektar atau 87,69 %, sedangkan yang masih baik seluas 208.387,68 hektar atau 12,31%. Kelompok Kerja Mangrove Nasional (KKMN) merupakan kelompok kerja lintas sektor/instansi, pakar dan praktisi mangrove, serta lembaga swadaya masyarakat terkait pengelolaan mangrove. Program pada level daerah yaitu KKMD Sumatera Selatan sangat penting untuk menginisiasi kegiatan pelestarian ekosistem mangrove di Sumatera Selatan yang memerlukan sinergitas antar semua pemangku kepentingan yang meliputi unsur pemerintahan, akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), swasta, dan pemerhati mangrove serta masyarakat di sekitar pesisir/ekosistem hutan mangrove. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi ekosistem mangrove di Sumatera selatan, khususnya pada kawasan mangrove terdegradasi di Semenanjung Banyuasin, Taman Nasional Sembilang. Serta beberapa pengalaman yang telah dilaksanakan oleh Tim Universitas Sriwijaya dalam upaya restorasi mangrove di Sumatera Selatan melalui pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan informasi terkini dan pengalaman pendampingan pengelolaan hutan mangrove pada masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembentukan KKMD Provinsi Sumatera Selatan.