Kajian teknis penggunaan ukuran tubing dalam upaya mengoptimalkan produksi minyak sumur x-193 dan x-091 menggunakan analisis nodal di lapangan jirak PT. Pertamina Ep Asset 2 Pendopo Field
Main Author: | MUHAMMAD FAHMI |
---|---|
Format: | Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fak. Teknik
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unsri.ac.id//index.php?p=show_detail&id=9140 http://digilib.unsri.ac.id//lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/TEKNIK.jpg.jpg |
Daftar Isi:
- PT. Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan minyak dan gas alam. Salah satu lokasi penambangan minyak berada di lapangan Jirak kabupaten Musi Banyuasin. Dalam produksi minyak terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti penggunaan ukuran tubing. Tubing adalah pipa produksi yang dipasang didalam sumur guna mengalirkan fluida yang naik dari dasar sumur menuju ke permukaan. Ukuran-ukuran tubing yang umumnya digunakan adalah 2 in (ID), 2.5 in (ID), 3 in (ID) dan 4 in (ID). Ukuran tubing yang akan dipasang pada suatu sumur, harus disesuaikan kemampuan berproduksinya. Apabila ukuran tubing yang digunakan terlalu besar, sumur akan lebih cepat untuk mengalami formation damage pada lapisan produktifnya. Sebagian partikel-partikel padatan ikut terproduksi akan jatuh kembali dan menutupi pori-pori batuan formasi, sehingga porositas dan permeabilitas batuan menjadi bertambah kecil. Akibatnya produksi sumur akan turun atau bahkan tidak berproduksi sama sekali. Sebaliknya apabila ukuran tubing yang digunakan terlalu kecil maka mempercepat proses terbentuknya scale pada tubing dan flow line. Lubang tubing dan flow line menjadi lebih kecil akibat tersumbat oleh scale, sehingga akan terjadi penurunan produksi secara lebih cepat. Korosi pada tubing dan flow line akan terjadi lebih cepat. Dampak ini diakibatkan partikel-partikel padatan yang ikut terproduksi tersebut akan menempel pada dinding dalam tubing dan flow line. Analisis sistem nodal adalah suatu cara untuk menentukan ukuran tubing yang sesuai dengan kemampuan berproduksinya sumur. Analisis sistem nodal ini merupakan metode grafis yang dilakukan dengan mengkombinasikan kurva IPR (inflow performance relationship) dengan kurva tubing intake. Perpotongan kedua kurva akan menghasilkan pasangan ukuran tubing dan laju produksi optimal yang merupakan kemampuan berproduksi sumur. Hasil-hasil analisis sistem nodal untuk kedua sumur penelitian, menunjukkan bahwa ukuran tubing 2.5 in (ID) yang terpasang pada sumur X-193 terlalu kecil dan diganti dengan ukuran 3 in(ID). Penggunaan ukuran tubing 2.5 in (ID) pada sumur X-193 akan mempercepat terbentuknya scale, sehingga tubing akan lebih cepat mengalami korosi. Apabila optimasi produksi dilakukan dengan cara mengganti dengan ukuran tubing 3 in (ID), laju produksi yang akan diperoleh sebesar 960 bfpd. Laju produksi minyak yang akan dihasilkan dengan water cut 90% adalah sebesar 96 bopd. Penggunaan ukuran tubing 3 in (ID) yang terpasang pada sumur X-091 telah sesuai dengan kemampuan berproduksi sumur. Laju produksi fluida yang dicapai oleh sumur X-091 adalah sebesar 1.700 bfpd dengan water cut 97% akan menghasilkan minyak sebesar 51 bopd.
- x, 40 hlm. : ilus.