Faktor risiko menetapnya gejala nefritis pada pasien glomerulonefritis akut pascastreptokokus (gnaps) anak di RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013-2016

Main Author: Rian Doli Najogi Sihombing
Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: Fak. Kedokteran , 2016
Subjects:
AKI
Online Access: http://digilib.unsri.ac.id//index.php?p=show_detail&id=8924
http://digilib.unsri.ac.id//lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/KEDOKTERAN.jpg.jpg
Daftar Isi:
  • Latar Belakang. Glomerulonefritis akut pascastreptokokus (GNAPS) merupakan glomerulonefritis yang paling sering terjadi pada anak-anak. Gejala klinis pada GNAPS sendiri meliputi edema, oliguria, hipertensi, dan uremia dengan proteinuria dan hematuria. Kemungkinan GNAPS menjadi kronik adalah 5-10%. Sejak tahun 2012, KDIGO menetapkan diagnosis Penyakit Ginjal Kronis (PGK) bila ditemukan kelainan struktur/fungsi ginjal menetap ≥3 bulan. Oleh karena banyaknya gejala yang bervariasi pada pasien GNAPS dan cukup tingginya kemungkinan untuk gejalanya menetap dan berubah menjadi PGK, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa proporsi pasien GNAPS yang gejalanya menjadi menetap ≥3 bulan serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Metode. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan potong lintang (cross-sectional study). Sampel penelitian adalah seluruh rekam medik pasien GNAPS di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013-2016. Analisis pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square, bermakna apabila p
  • xiv, 44 hlm. : ilus.