Rasionalitas Terapi Insulin pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang

Main Author: Dimas Swarahanura
Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: Fak. Kedokteran , 2015
Subjects:
Online Access: http://digilib.unsri.ac.id//index.php?p=show_detail&id=8263
http://digilib.unsri.ac.id//lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/Fak_KEDOKTERAN.jpg.jpg
Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Diabetes mellitus gangguan metabolisme akibat kelainansekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Insulin diindikasikan padapenderita DM tipe-2 jika gagal pada terapi lini pertama atau ada kondisi tertentu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas terapi insulin di RSMohammad Hoesin Palembang periode 1 januari 2014-31 Juni 2014.Metode: Studi penggunaan obat telah dilakukan di RS Moh. Hoesin Palembangpada bulan november 2014-Desember 2014. Dari 143 rekam medik yang ditelitidi Instalasi Rekam Medik RSMH didapatkan 86 sample yang memenuhi kriteriainklusi. Data kemudian di olah secara manual menggunakan Microsoft Excel.Hasil: Dari 86 rekam medik yang diteliti, didapatkan 42 laki-laki dan 44perempuan. Diabetes mellitus tipe-2 banyak terjadi pada kelompok usia 41-60tahun (61,63%). Yang paling banyak menjadi indikasi dimulainya terapi insulin diRSMH adalah kegagalan terapi kombinasi 2 OAD (33,27%). Terapi kombinasiNovorapid dan Levemir digunakan oleh 85,53% penderita diabetes mellitus tipe-2. Dosis insulin yang paling banyak diberikan adalah 10 IU (40,54%). Terapiinsulin paling banyak dikombinasikan dengan antibiotik ceftriaxone (43,02%).69,77% penderita mengalami perbaikan. Masih terdapat interaksi antagonistiksebanyak 32,56%.Kesimpulan: Dari segi indikasi, jenis insulin, frekuensi insulin dan dosis insulinpenggunaan terapi insulin di RS Mohammad Hoesin Palembang sudah rasional.Namun, masih terdapat interaksi antagonistik sebanyak 32,56%.
  • xiii,72 hal. : ilus