Perilaku ekonomi rumah tangga petani karet sebagai respon dari perubahan teknologi budidaya karet konvensional ke organik di Kabupaten Musi Banyuasin

Main Author: Genta Septiawan Yusvi
Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: Fak. Pertanian , 2015
Subjects:
Online Access: http://digilib.unsri.ac.id//index.php?p=show_detail&id=7780
http://digilib.unsri.ac.id//lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/PERTANIAN.jpg.jpg
Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini adalah (1) membandingkan curahan waktu kerja petani karet pada usahatani karet konvensional dan organik, (2) membandingkan tingkat produksi dan pendapatan usahatani karet konvensional dan organik dan (3) menganalisis perubahan pola konsumsi rumah tangga petani yang mengadopsi teknologi budidaya karet organik. Penelitian ini dilakukan di tiga Desa yaitu Desa Langkap, Lais, dan Lais Utara di Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi ini merupakan wilayah yang sebagian besar mata pencaharian penduduk dari usatani karet. Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Oktober 2014. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukan bahwa curahan waktu kerja petani karet pada saat usahatani karet organik lebih besar daripada saat mereka melakukan usahatani karet konvensional, perbandingannya sebesar 56,36 HOK per tahun. Tingkat rata-rata produksi karet pada saat usahatani karet konvensional per luas garapan sebesar 5.640,00 Kg per tahun dan rata-rata produksi per hektar sebesar 2.146,07 Kg per tahun . Sedangkan rata-rata produksi karet pada usahatani karet organik per luas garapan sebesar 6.028,67 Kg per tahun dan rata-rata produksi per hektar sebesar 2.300,28 Kg per tahun. Perbandingan yang terdapat yaitu sebesar 388,67 Kg per luas garapan per tahun dan 154,21 Kg per hektar per tahun. Untuk rata-rata pendapatan petani karet pada saat mereka masih melakukan usahatani karet konvensional adalah sebesar Rp.43.551.751,39 per luas garapan per tahun atau Rp. 16.534.106,29 per hektar per tahun, nilai ini lebih kecil bila dibandingkan dengan pendapatan usahatani karet organik yaitu rata-rata sebesar Rp.47.601.539,36 per luas garapan per tahun atau Rp. 18.224.392,60 per hektar per tahun. Perbedaan disebabkan karena pada saat usahatani karet organik menggunakan pupuk organik berupa MOL yang dapat meningkatkan produksi serta pendapatan pun ikut meningkat. Pengeluaran konsumsi rumah tangga petani karet mengalami perubahan setelah mereka melakukan teknologi budidaya karet organik, dimana meningkatnya konsumsi pangan sebesar Rp.13.496.583,33 per tahun dan konsumsi non pangan sebesar Rp.22.849.600,00 per tahun dari sebelumnya pada saat mereka masih melakukan budidaya karet konvensional yaitu untuk konsumsi pangan sebesar Rp.12.355.933,33 per tahun dan konsumsi non pangan sebesar Rp.22.755.100,00 per tahun.
  • xvi, 58 hlm. : ilus.