Evaluasi pengelolaan limbah cair batubara di stockpile PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. unit dermaga Kertapati

Main Author: Novi Maha Putra
Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: Fak. Teknik , 2017
Subjects:
Online Access: http://digilib.unsri.ac.id//index.php?p=show_detail&id=6048
http://digilib.unsri.ac.id//lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/TEKNIK.jpg.jpg
Daftar Isi:
  • Stockpile PT. Bukit Asam (Persero),Tbk Unit Dermaga Kertapati memiliki fungsi sebagai tempat penimbunan sementara batubara dan tempat kegiatan pemuatan batubara ke tongkang. Limbah cair batubara akan terbentuk selama musim hujan. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pembuatan stockpile basement, dimensi KPL, letak dan dimensi saluran drainase di stockpile serta mengetahui penyebab terbentuknya limbah cair batubara dan proses pengolahan limbah cair batubara yang dilakukan. Keadaan stockpile basement yang tidak rata serta tidak adanya penanganan khusus pada stockpile basement menyebabkan terbentuknya genangan air di stockpile. Penanganan khusus berupa pembuatan stockpile basement berbentuk cembung dan membuat saluran drainase di sekitar stockpile basement. Dimensi KPL B (32,76 m x 5,52 m x 2,44 m) dan KPL C (32,3 m x 5,7 m x 2,2 m) sudah mampu untuk menampung semua air limpasan yang berasal dari area stockpile. Letak saluran drainase sudah tepat, serta saluran drainase dengan dimensi 50 cm x 52 cm (saluran AC) dan 80 cm x 52 cm (saluran AB dan CD) sudah mampu untuk mengalirkan air limpasan menuju KPL, hanya saja diperlukan perawatan rutin terhadap saluran drainase agar tidak terjadi penyumbatan. Limbah cair batubara berupa material batubara dalam air limpasan disebabkan karena tererosinya material batubara oleh air hujan dan pencemaran berupa rendahnya pH limbah cair batubara (< 6) serta adanya kandungan Fe(>7 mg/l), Mn(>4 mg/l) dan TSS( > 200 mg/l) pada limbah cair batubara disebabkan oleh adanya kontak antara air, udara, dan mineral pengotor yang terikut pada batubara, seperti mineral sulfida. Pengolahan yang dilakukan dengan penaburan kapur tohor (CaO) dan tawas pada limbah cair batubara dengan komposisi perbandingan 2 : 1 sudah dapat dikatakan cukup berhasil, akan tetapi perlu ditetapkan sebuah dosis standar penaburan kapur tohor, dalam hal ini yaitu 0,3-0,5 gr/liter. Selain itu, sistem pengolahan pasif juga perlu ditambahkan untuk melengkapi sistem pengolahan aktif yang sudah ada.
  • xiv, 47 hlm. : ilus.