Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gawat janin pada ibu penderita preeklampsia berat di bagian obstetri dan ginekologi RSMH Palembang pada periode 1 Januari 2013 - 31 Desember 2013
Main Author: | Sivananthini J. Sivakumar |
---|---|
Format: | Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fak. Kedokteran
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unsri.ac.id//index.php?p=show_detail&id=4352 http://digilib.unsri.ac.id//lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/KEDOKTERAN.jpg.jpg |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Gawat janin adalah kondisi klinis dimana terjadinya respons janin terhadap stres yang bisa menyebabkan kematian janin jika tidak ditangani segera. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gawat janin pada pasien preeklampsia berat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSMH Palembang periode 1 Januari 2013-31 Desember 2013. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional yang menggunakan data rekam medik pasien di Bagian Rekam Medik RSMH. Penelitian menggunakan pasien preeklampsia berat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSMH tahun 2013 sebagai populasi dan pasien preeklampsia berat dengan gawat janin di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSMH tahun 2013 sebagai sampel penelitian. Sampel diambil dengan cara Simple Random Sampling yang menggunakan sampel minimal sebesar 35. Hasil: Pada penelitian didapatkan bahwa prevalensi preeklampsia berat adalah sebanyak 361 dari 3225 ibu melahirkan pada 2013. Jumlah kasus gawat janin adalah sebanyak 35 kasus (30,2%) dari 116 ibu preeklampsia berat yang dapat dikumpulkan datanya. Gawat janin paling banyak terjadi pada ibu berusia 20-35 tahun (80%), ibu primipara (74,3%), ibu tanpa riwayat preeklampsia berat (62,9%), ibu dengan usia kehamilan aterm (54,3%), ibu dengan jarak kehamilan > 2 tahun (62,5%), ibu dengan ketuban pecah dini (51,4%), ibu tanpa anemia (51,4%). Berdasarkan uji statistik Chi square test dan Fisher’s Exact test, faktor yang mempengaruhi gawat janin adalah anemia (p=0,000, OR =14,356), ketuban pecah dini (p=0,000, OR= 13,235) dan riwayat preeklampsia berat (p=0,002, OR=4,1). Kesimpulan: Pada penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan antara anemia, ketuban pecah dini, dan riwayat preeklampsia berat dengan kejadian gawat janin pada ibu preeklampsia berat. Risiko gawat janin pada pasien preeklampsia berat 14 kali lebih besar pada ibu anemia, 13 kali lebih besar pada ibu dengan ketuban pecah dini, dan 4 kali lebih besar pada ibu dengan riwayat preeklampsia berat.
- xi, 119 hlm. : ilus.