Perbedaan status sosial dan pendapatan petani padi rawa lebak yang memelihara dengan tidak memelihara kerbau di desa pulau layang kecamatan pampangan kabupaten Ogan Komering Ilir

Main Author: Safitri Saleha
Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: Fak. Pertanian , 2015
Subjects:
Online Access: http://digilib.unsri.ac.id//index.php?p=show_detail&id=2604
http://digilib.unsri.ac.id//lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/PERTANIAN.jpg.jpg
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis status sosial petani padirawa lebak yang memelihara dan tidak memelihara kerbau, (2) menganalisisperbedaan pendapatan petani padi rawa lebak yang memelihara dan tidakmemelihara kerbau, (3) menganalisis hubungan antara status sosial denganpendapatan petani padi rawa lebak yang memelihara dan tidak memeliharakerbau.Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai April 2015di Desa Pulau Layang Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI. Metode penelitianyang digunakan adalah metode survey. Metode penarikan contoh untuk petanipadi rawa lebak yang memelihara kerbau diambil dengan menggunakan metodesensus yaitu pengambilan sampel dilakukan secara keseluruhan dengan jumlahsampel 30 petani. Metode penarikan contoh untuk petani padi rawa lebak yangtidak memelihara kerbau diambil dengan menggunakan metode acak sederhanayaitu 30 petani dari jumlah populasi sebanyak 686 petani. Data yang dikumpulkandalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial petani padi rawa lebakyang memelihara kerbau berada pada kriteria sedang dengan skor 53,87 padakisaran skor (25 sampai 75) artinya, mayoritas petani memiliki rata-rata luas lahan1,34 hektar, memiliki tingkat pengetahuan yang tidak terlalu tinggi, kepemilikanasset yang lengkap, memiliki rumah permanen dan mayoritas petani memilikikedudukan dalam masyarakat sebagai tokoh agama, tokoh masyarakat, tokohpemerintahan, ketua kelompok tani dan ketua kelompok ternak. Petani padi rawalebak yang tidak memelihara kerbau berada pada kriteria rendah dengan skor41,57 pada kisaran skor (25 sampai 75) artinya, mayoritas petani memiliki ratarataluas lahan 0,95 hektar, memiliki tingkat pengetahuan yang rendah,kepemilikan asset yang tidak lengkap, memiliki rumah semipermanen danmayoritas petani memiliki kedudukan dalam masyarakat sebagai anggotamasyarakat. Hal ini berarti status sosial petani padi rawa lebak yang memeliharakerbau lebih tinggi dibandingkan dengan status sosial petani padi rawa lebak yangtidak memelihara kerbau.Pendapatan petani padi rawa lebak yang memelihara kerbau lebih tinggidibandingkan dengan pendapatan petani padi rawa lebak yang tidak memeliharakerbau. Rata-rata pendapatan petani padi rawa lebak yang memelihara kerbauadalah Rp 14.114.032,54 per luas garapan per tahun dari usahatani padi rawalebak dan Rp 15.660.628,47 per tahun dari usaha ternak kerbau. Sedangkan rataratapendapatan petani padi rawa lebak yang tidak memelihara kerbau adalahRp 8.999.386,64 per luas garapan per tahun dari usahatani padi rawa lebak.Berdasarkan Uji Statistik Korelasi Peringkat Spearman maka disimpulkanterdapat hubungan yang positif antara status sosial dengan pendapatan petani padirawa lebak yang memelihara dan tidak memelihara kerbau.
  • xviii, 148 hlm. : ilus.