Pemulihan tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq. ) pasca terbakar di lahan kering melalui pemberian tetes tebu ( Mollases ) dan nitrogen
Main Author: | Dany Setiawan |
---|---|
Format: | Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fak. Pertanian
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unsri.ac.id//index.php?p=show_detail&id=1112 http://digilib.unsri.ac.id//lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/PERTANIAN.jpg.jpg |
Daftar Isi:
- Musim kemarau merupakan kondisi paling rentan bagi kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditi utama perkebunan di Indonesia. Saat musim kemarau akan terjadi perubahan cuaca yang sangat ektrim, minimnya curah hujan menyebabkan semak belukar dan tumbuhan lainnya menjadi mati dan mengering, sehingga menjadi bahan baku penyebab kebakaran. Dampak kebakaran terhadap kelapa sawit yaitu kerusakan bagian morfologi terutama pelepah dan daun menjadi layu, terbakar dan kering bahkan menyebabkan kematian pada kelapa sawit. Kebakaran juga menyebabkan kerusakan fisiologis kelapa sawit yang menyebabkan terganggunya sistem penyerapan hara dan air karena terputus, sehingga menyebabkan tanaman mati. Kebakaran juga menyebabkan kerusakan sifat fisik tanah terutama perubahan struktur tanah, tekstur, minimnya kadar ait tanah dan terhambatnya laju permeabilitas tanah, serta kerusakan sifat kimia tanah yang menyebabkan kehilangan unsur hara penting bagi kelapa sawit sehingga menurunkan produktivitas kelapa sawit. Upaya untuk meningkatkan pemulihan kelapa sawit pasca terbakar dapat dilakukan melalui pemberian tetes tebu yang telah dilarutkan dan penambahan unsur nitrogen.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pemulihan, dan mendapatkan teknik untuk memperbaiki pertumbuhan kelapa sawit pasca terbakar. Salah satu teknik untuk mempercepat perbaikan tanah dan kelapa sawit pasca terbakar melalui pemberian tetes tebu dan nitrogen. Penelitian ini dilaksanakan sejak Desember 2015 sampai Mei 2016 di kebun percobaan kelapa sawit, milik Fakultas Pertanian, di kampus Universitas Sriwijaya, Indralaya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 6 kali. Perlakuan tetes tebu ditambahkan air dengan perbandingan 1 : 10 (satu liter tetes tebu : sepuluh liter air). Setiap pokok kelapa sawit sampel diberi perlakuan sebagai berikut. Perlakuan P0= perlakuan tanpa tetes tebu dan urea, P1= perlakuan tetes tebu 10L dan pupuk urea 0,5 kg, P2= perlakuan tetes tebu 20L dan pupuk urea 1 kg, P3= perlakuan tetes tebu 30L dan pupuk urea 1,5 kg dan P4= perlakuan tetes tebu 40L dan pupuk urea 2 kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari tetes tebu (mollases) 30 L dan nitrogen 1,5 Kg relatif lebih baik dibandingkan kombinasi lainnya untuk memulihkan kelapa sawit pasca terbakar terhadap jumlah pelepah baru (40,66%), jumlah daun tombak (83,62%), jumlah bunga betina (5,51%), jumlah bunga jantan (26,5%), jumlah TBS (108,33%) dan total bobot (44%) .
- xiv, 57 hlm. : ilus.