PERAN ORANG TUA DALAM PEMBINAAN AURAT REMAJA PUTRI DAN UPAYA PENGEMBANGANNYA MELALUI PERSPEKTIF LAYANAN INFORMASI AGAMA (Studi di Nagari Tanjung Bonai Aur Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung)
Daftar Isi:
- ABSTRAK Skripsi ini disusun oleh Fitri Yanti, NIM 1512020007, Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI), dengan judul Peran Orang tua dalam Pembinaan Aurat Remaja Putri Melalui Perspektif Layanan Informasi Agama (Studi di Nagari Tanjung Bonai Aur Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung). Latar belakang masalah penelitian ini adalah remaja putri yang tidak menutup aurat. Padahal orang tua mereka sudah mengajarkan untuk menutup aurat dan menyekolahkannya di sekolah berlatar belakang Islam. Selain itu, mereka juga mengetahui kewajiban dan batasan-batasan aurat perempuan ketika sudah memasuki usia baliqh, tetapi masih ada yang tidak memakai jilbab, ada pula remaja yang memakai jilbab, namun belum memenuhi syarat-syarat busana muslimah sesuai tuntunan syariat Islam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran orang tua sebagai pendidik dan pengawas, panutan dan pendorong dalam pembinaan aurat remaja putri, serta pengembangan peran yang telah dilakukan orang tua dalam pembinaan aurat remaja putri melalui perspektif layanan informasi agama. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi yang berkaitan tentang peran orang tua dalam pembinaan aurat remaja putri di Nagari Tanjung Bonai Aur. Subjek dalam penelitian ini adalah orang tua dan remaja putri yang tidak menutup aurat, dengan rentang usia 12-17 tahun, serta ditetapkan dengan teknik snowball sampling. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa; 1) Peran orang tua sebagai pendidik dan pengawas yaitu dengan menyekolahkan anaknya ke sekolah yang berlatar belakang Islam yaitu MTsN, membiasakan anaknya untuk memakai jilbab dari umur empat tahun ke tempat-tempat tertentu seperti: mesjid, mengadiri pesta dan melayat. Selain itu, orang tua mengawasi ketika keluar rumah, agar remaja putrinya tidak membuka aurat, menasehati dan memarahi anaknya ketika tidak menggunakan jilbab; 2) Peran orang tua sebagai panutan dan pendorong yaitu dengan membacakan terjemahan dari ayat-ayat dan hadis tentang kewajiban menutup aurat. Ada juga orang tua memberikan pujian dengan mengatakan anaknya lebih cantik memakai jilbab dan memberikan hadiah berupa barang, seperti: baju, rok dan jilbab baru, jika anaknya mau menggunakan jilbab; 3) Pengembangan peran yang telah dilakukan orang tua dalam pembinaan aurat remaja putri melalui perspektif layanan informasi agama, yaitu: menyesuaikan dan memaksimalkan upaya yang dilakukan orang tua, dengan cara memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman mengenai informasi keagamaan yang ia butuhkan, terutama dalam membimbing remaja putrinya menutup aurat, sehingga orang tua dapat mencegah dan mengentaskan permasalahan dengan menjadikan anaknya seorang muslimah sejati dengan menggunakan beberapa teknik yaitu pemberian informasi, pemberian nasehat jika diminta klien (orang tua), dengan menggunakan tahapan perencanaan, pelaksanaan, penilaian dengan melihat perkembangan yang terjadi dalam jangka waktu yang telah ditentukan, tahapan terakhir yaitu melakukan tindak lanjut contohnya dengan mengadakan diskusi atau majelis taklim/acara yang bersifat keagamaan yang bisa dijadikan pedoman bagi orang tua dalam mendidik dan membimbing anak dalam menutup aurat agar upaya yang dilakukan orang tua dapat berjalan secara efektif dan efesien serta mencapai tujuan untuk mendapatkan kehidupan HDuoTS dan jauh dari kehidupan HDuoTS-G.