Daftar Isi:
  • Skripsi ini berjudul “Potret Keluarga yang Memiliki Anak Tiri dalam Tinjauan Konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dan Kaitannya dengan Konseling Islam (Studi Kasus Di Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang)”, disusun oleh Fathul Rahma, NIM. 1312020206 pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Bimbingan Konseling Islam Uiversitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat sangat berperan penting dalam pewarisan nilai-nilai kehidupan yang mulia kepada generasi penerusnya. Dalam realitas kehidupan manusia tidak selalu sukses dalam membangun tujuan pernikahan. Pernikahan kembali sebab perceraian atau sepeninggal pasangan yang menggantikan posisi ayah kandung menjadi ayah tiri bukanlah suatu hal yang mudah yang akan diterima anak.. Anak tiri merupakan anak dari pasangan suami atau istri yang berada dalam tanggungannya. Dengan kehadiran ayah tiri ini maka akan muncul berbagai permasalahan dan pergesekan dalam keluarga, terutama pada anak tiri. Konseling REBT merupakan pendekatan yang menekankan pada hubungan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. Penelitian ini melihat bagaimana konsep konseling REBT terhadap keluarga yang memiliki anak tiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi keluarga yang memiliki anak tiri ditinjau dari konseling REBT. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Alat pengumpul data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Sebagai sumber data di dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak tiri. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa : 1) Konsep A (Antecendent event) dalam teori REBT terhadap keluarga yang memiliki anak tiri. Pada keluarga pertama, perceraian hidup yang terjadi pada ibu dengan ayah kandungnya. Pada keluarga kedua adalah kematian sang ayah kandung. 2) Konsep B (Beliefs) dalam teori REBT terhadap keluarga yang memiliki anak tiri. Pada keluarga pertama yang memiliki anak tiri adalah keyakinan irasional, yaitu tidak menerima akan kehadiran ayah tiri dalam keluarga. Pada keluarga kedua konsep B adalah kehadiran ayah tiri diterima dalam keluarga, terbuka, dan saling menghargai antara anggota keluarga satu sama lainnya. 3) Konsep C (Consequences) dalam teori REBT terhadap keluarga yang memiliki anak tiri. Pada keluarga pertama, anak tidak menghormati ayah tirinya. Pada keluarga kedua, mereka menghormati dan menghargai ayah tirinya. 4) Konsep D (Desputes) dan E (Effects) dalam teori REBT terhadap keluarga yang memiliki anak tiri. Pada keluarga pertama, verbalisasi yang bersifat tidak rasional yaitu merasa tidak nyaman dan tentram, sehingga keluarga ini tergolong keluarga yang tidak harmonis. Pada keluarga ini termasuk kedalam verbalisasi rasional karena anak-anak merasa tentram akan kehadiran ayah tirinya.