Makna Simbolik Puisi Lisan Gorontalo pada Ritual Mopotae to lulunggela

Main Author: NURNANINGSI MADAHULU
Format: Bachelors
Terbitan: Universitas Negeri Gorontalo , 2012
Subjects:
To
Online Access: http://repository.ung.ac.id/skripsi/show/311408051/makna-simbolik-puisi-lisan-gorontalo-pada-ritual-mopotae-to-lulunggela.html
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Madahulu, Nurnaningsi. 2012. Makna Simbolik Puisi Lisan Gorontalo pada Ritual Mopotae to Lulunggela. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I Dr. H. Moh. Karmin Baruadi, M.Hum, dan pembimbing II bapak Herson Kadir, S.Pd., M.Pd. Mopotae to lulunggela merupakan ritual yang digunakan pada anak yang berumur sekitar empat minggu dan ritual ini pula menyertakan puisi lisannya yang diucapkan oleh hulango. Ritual ini terdapat tiga tahap yaitu mopolihu, mopotae to lulunggela, dan tahap terkahir tahap mopomahulo. Masing-masing dari tahap tersebut mempunyai puisi lisannya. Dalam ritual ini terdapat makna simbol verbal dan nonverbal di dalamnya sehingga merasa perlu untuk diteliti. Permasalahan dari penelitian ini yaitu (1) bagaimana struktur puisi lisan Gorontalo yang digunakan pada ritual mopotae to lulunggela, (2) bagaimana tahapan pelaksanaan ritual mopotae to lulunggela (3) bagaimana makna simbol verbal pada ritual mopotae to lulunggela (4) bagaimana makna simbol nonverbal pada ritual mopotae to lulunggela. Tujuan penelitian yaitu: (1) mendeskripsikan struktur puisi lisan Gorontalo yang digunakan pada ritual mopotae to lulunggela, (2) mendeskripsikan tahapan pelaksanaan ritual mopotae to lulunggela (3) mendeskripsikan makna simbol verbal pada ritual mopotae to lulunggela (4) mendeskripsikan makna simbol nonverbal pada ritual mopotae to lulunggela. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif yakni suatu metode dengan maksud menggambarkan secara umum fokus penelitian dengan jalan mengumpulkan data, mentransmisi data, memahami secara mendalam puisi lisan Gorontalo dan perangkat adatnya yang mengandung simbol kemudian dianalisis menggunakan pendekatan semiotik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ditemukan bahwa dalam puisi lisan Gorontalo yang diucapkan pada ritual mopotae to lulunggela terdapat kata-kata yang mengandung simbol, contoh : (1) assalamu alaikum, (2) Bismillah, (3) raja maula, raja rasulullah, (4) bisikum, nasikum, (5) mongoli, dan (6) halakatul indani, halakatul immani. Masing-masing kata tersebut mengandung simbol yang kurang dipahami oleh masyarakat Gorontalo pada umumnya sehingga puisi lisan Gorontalo ini sudah tidak lagi digunakan. Sesuai hasil penelitian dan pembahasan peneliti dapat menyimpulkan bahwa melalui penelitian ini kiranya dapat menumbuhkan rasa peduli serta rasa untuk tetap melestarikan puisi lisan pada ritual mopotae to lulunggeala Gorontalo khususnya yang berada pada perkotaan, sehingga puisi lisannya akan tetap berkembang atau tetap hidup di tengah-tengah masyarakat dan bukan sebagai sejarah bagi generasi penerus yang akan datang khususnya pada masyarakat Gorontalo. Kata kunci : makna simbol, puisi lisan Gorontalo, mopotae to lulunggela