ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENGUKUR TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN (Suatu studi kasus pada Kantor Perusahaan PT Telkom,Tbk Bandung)
Main Author: | Fatrisia, Rika |
---|---|
Format: | Thesis application/pdf |
Terbitan: |
Universitas Widyatama
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/6010 |
Daftar Isi:
- Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka tingkat persaingan antar perusahaan akan semakin ketat. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, perusahaan harus dapat mengelola seluruh kekayaannya, kewajiban, dan modal yang dimiliki semaksimal mungkin sehingga kegiatan operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik. Tersedianya jumlah kas yang memadai sangat diperlukan agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis menuangkannya dalam skripsi yang berjudul “Analisis Laporan Arus Kas Untuk Mengukur Tingkat Likuiditas Perusahaan”. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis laporan arus kas pada perusahaan, tingkat likuiditas perusahaan, dan hasil analisis laporan arus kas untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Penulisan skripsi menggunakan metode deskriptif analitis yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan menguraikan terlebih dahulu data yang ada kmudian dianalisis serta dibandingkan dengan teori yang ada dan di interpretasikan penerapannya, sehingga dapat memberikan informasi bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan. Dengan jenis penelitian studi kasus yang datanya diperoleh dari PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk berupa laporan keuangan dari tahun 2001-2005. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa perbandingan laporan keuangan dan rasio likuiditas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas yang dimiliki oleh PT Telkom tahun 2001-2005 setiap tahunnya memiliki jumlah kas yang sangat tinggi, yaitu lebih dari dua triliun rupiah. Arus kas terbaik yang dimiliki oleh perusahaan terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar Rp 5.699.070.000.000. Hal ini menyebabkan perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan operasinya dengan baik. Sedangkan rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan tidak terlalu tinggi, Current ratio yang diperoleh pada tahun 2001 sebesar 76,5% dan mengalami peningkatan 32,14% pada tahun 2002 sedangkan pada tahun 2003-2005 mengalami penurunan karena jumlah kewajiban lancar yang terus meningkat yang tidak diikuti secara signifikan oleh jumlah aktiva lancar. Quick ratio yang diperoleh tahun 2001 sebesar 74,5% dan pada tahun 2002 mengalami peningkatan sebesar 32,7%, pada tahun 2003-2005 Quick ratio yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan. Cash ratio yang diperoleh perusahaan pada tahun 2001 sebesar 41,85% dan mengalami peningkatan pada tahun 2002 menjadi 64,61% dan mengalami penurunan pada tahun 2003-2005. Working Capital to Total Assets Ratio pada tahun 2001 sebesar -6,79% dan mengalami peningkatan pada tahun 2002 sebesar 8,68% dan mengalami penurunan pada tahun 2003-2005. Dengan menggunakan korelasi pearson product moment dapat diketahui hubungan antara analisis laporan arus kas dengan tingkat likuiditas perusahaan memiliki tingkat hubungan yang sedang, yaitu sebesar 0,593. Sedangkan pengaruh analisis laporan arus kas untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan sebesar 35,16% sisanya 64,84% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti penulis. Dengan demikian hipotesis yang penulis kemukakan bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan antara analisis laporan arus kas dengan tingkat likuiditas perusahaan”,dapat diterima. Adapun saran yang diberikan penulis adalah sebaiknya perusahaan mengurangi jumlah aktiva tetap yang jumlahnya sangat tinggi sehingga akan menambah kas masuk dan secara tidak langsung akan mengurangi kewajiban perusahaan, khususnya kewajiban jangka pendek.