Keragaman Genetik dan Ketahanan terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp cepae) Bawang Merah (Allium cepa L. var. aggregatum) Indonesia
Main Authors: | Aprilia, Ita, Maharijaya, Awang, Wiyono, Suryo |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture
, 2020
|
Online Access: |
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jhi/article/view/32069 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jhi/article/view/32069/20302 |
Daftar Isi:
- Keragaman genetik merupakan hal yang penting dalam kegiatan pemuliaan tanaman. Ketahanan terhadap penyakit layu fusarium merupakan salah satu karakter yang diharapkan dalam pengembangan varietas bawang merah. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi keragaman genetik berdasarkan marka morfologi, marka molekuler ISSR, dan ketahanan terhadap penyakit layu fusarium dari 19 genotipe bawang merah Indonesia. Penelitian menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan tiga ulangan dan satu faktor yaitu genotipe bawang merah. Isolat Fusarium oxysporum f.sp cepae yang digunakan sebagai bahan uji didapatkan dari tanaman yang terserang penyakit layu fusarium di Brebes, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman genetik berdasarkan marka morfologi, molekuler ISSR, dan ketahanan terhadap penyakit layu fusarium pada genotipe bawang merah yang diamati. Genotipe Batu Ijo dan Rubaru merupakan genotipe dengan ketahanan terhadap penyakit layu fusarium terbaik dibandingkan genotipe lainnya berdasarkan parameter periode inkubasi penyakit, kejadian penyakit, dan laju infeksi penyakit. Kata kunci: moler, pemuliaan, penyakit cendawan, varietas tahan
- Genetic diversity is important in breeding program. Fusarium wilt resistant is one of the character that desired in the superior variety in shallot. This study was aimed to obtaining the genetic diversity based on morpholigical marker, ISSR moleculer marker, and resistant to wilt fusarium disease character of 19 Indonesian shallot genotypes. The experiment used randomized complete block design, with three replications, and shallot genotypes as a treatment. Fusarium oxysporum f.sp cepae was isolated from shallot plant that cultivated in Brebes, Central Java was used in this study that artificially innoculated on the shallot genotypes. The results showed that there were genetic diversity based on morphological character, ISSR moleculer marker, and fusarium wilt resistant. Batu Ijo and Rubaru were more resistance than the other genotypes based on incubation periode, disease incident, and infection rate. Keywords: breeding, fungal disease, resistant variety, twisting