PENERAPAN TEKNIK MIRRORING PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTS MAZRO’ATUL HUDA WONORENGGO DEMAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teknik mirroring pada pembelajaran pendidikan agama Islam di MTs Mazro’atul Huda Wonorenggo Demak, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat teknik mirroring pada pembelajaran pendidikan agama Islam di MTs Mazro’atul Huda Wonorenggo Demak. Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kualitatif. Sesuai jenis penelitian, maka penelitian ini adalah jenis penelitian fieid research pada kelas VIII A. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dilakukan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Uji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dan transferability. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Teknik Mirroring Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Mazro’atul Huda Wonorenggo Demak Tahun Pelajaran 2016/2017 yaitu Pertama, penerapan teknik mirroring yang ada di MTs Mazro’atul Huda Wonorenggo Demak teraplikasi dengan diskusi kelompok dan setiap pembelajaran guru mata pelajaran PAI dikelas selalu memperagakkan atau mencontohkan dulu materi yang diajarkan, setelah itu biasanya menyuruh para siswa siswi untuk mempraktekkannya baik secara kelompok maupun individu. Dan untuk membangun hubungan pada tingkat bawah sadar dan sebagaimana orang tua adalah contoh bagi anak-anaknya, begitu pula guru sebagai pendidik merupakan contoh bagi anak-anak. Kedua, faktor pendukung yaitu dari guru sendiri yang memang sudah baik dalam pelaksanaan teknik mirroring di kelas, siswa juga menjadi faktor pendukung karena siswa begitu antusias dalam pembelajaran dengan memperhatikan secara baik, dan didukung dengan adannya perpustakaan, kemudian terpenuhinya sarana prasana yaitu kelas yang nyaman dan kondusif untuk belajar. Sedangkan untuk faktor penghambatnya yaitu faktor yang berasal dari peserta didik itu sendiri, karena siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, dan alokasi waktu yang kurang juga menghambat proses pembelajaran, kemudian dari kurangnya sarana prasana.