PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SKI KELAS IV MI TSAMROTUL HUDA KECAPI TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Daftar Isi:
- embelajaran membutuhkan proses yang disadari yang cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku. Berkaitan dengan hal ini, penerapan model pembelajaran talking chips sangat ditekankan dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran SKI di MI Tsamrotul Huda Kecapi Tahunan Jepara. Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran SKI kelas IV di MI Tsamrotul Huda Kecapi Tahuanan Jepara tahun pelajaran 2017/2018. 2) Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran talking chips untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran SKI kelas IV di MI Tsamrotul Huda Kecapi Tahunan Jepara tahun pelajaran 2017/2018. 3) Untuk mengetahui faktor pendukung, faktor penghambat dan solusi dalam pelaksanaan pembelajaran SKI di MI Tsamrotul Huda Kecapi Tahunan Jepara tahun pelajaran 2017-2018. Penelitian ini menggunakan penelitian field research yang disajikan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking chips di MI Tsamrotul Huda Kecapi Tahunan Jepara mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga mencapai ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini terlihat dari pelaksanaan penerapan model pembelajaran talking chips yang pertama menjelaskan materi, membentuk kelompok. Guru mengarahkan tata caranya dalam berdiskusi dengan keping berbicara. Setelah itu seluruh peserta didik wajib menggunakan kartu berbicaranya dalam sebuah pembelajaran di kelas. Peserta didik yang sudah menyampaikan jawabannya tidak boleh menyampaikan idenya kembali. 2)Faktor yang mendukung model pembelajaran talking chips adalah Motivasi, lingkungan madrasah yang kondusif, kelengkapan sarana prasarana. Sedangkan faktor penghambatnya adalah tingkat intelegansi, kurangnya rasa percaya diri, lingkungan keluarga, masyarakat, dan teman sebaya. 3)Solusinya adalah memotivasi peserta didik, seorang guru juga harus terlihat periang, serta rapi dan luwes di hadapan peserta didiknya, evaluasi pembelajaran.