Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Implementasi metode Meaningful Instructional Design (MID) pada pembelajaran Fiqih dalam menumbuhkan kreativitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyyah NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak. 2) Faktor pendukung dan penghambat metode Meaningful Instructional Design (MID) pada pembelajaran Fiqih dalam menumbuhkan kreativitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyyah NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak. Jenis penelitian menggunakan penelitian lapangan (field research), dengan pendekatan Kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi. Keabsahan data diuji dengan cara Triangulasi, member check. Analisis data menggunakan reduksi, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian ini sebagai berikut: 1) Implementasi metode Meaningful Instructional Design (MID) pada pembelajaran Fiqih dalam menumbuhkan kreativitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyyah NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak: 1. Lead-in: Guru menggali pengalaman siswa, 2. Recontruction: Guru memfasilitasi pembelajaran, 3. Production: Peserta didik mampu mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari. Hasil Implementasi Metode Meaningful Instructional Design (MID) pada pembelajaran Fiqih dalam menumbuhkan kreativitas belajar peserta didik, yaitu: Peserta didik lebih aktif bertanya, berani mengemukakan pendapat, memudahkan peserta didik dalam memahami dan memecahkan masalah berdasarkan konsep yang telah dipahami, 2) Faktor pendukung metode Meaningful Instructional Design (MID) pada pembelajaran Fiqih dalam menumbuhkan kreativitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyyah NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak, yaitu; 1. Faktor sarana dan prasarana, 2. Faktor kemampuan pedagogis dan metodologis guru, 3. Tersedianya buku paket/penunjang. Faktor penghambat metode Meaningful Instructional Design (MID) pada pembelajaran Fiqih dalam menumbuhkan kreativitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyyah NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak, yaitu: 1. Faktor kemampuan internal peserta didik dalam menerima pelajaran, 2. Seringnya mengandalkan siswa yang pintar dalam diskusi