Implementasi Pendidikan Islam Inklusif dalam Pembelajaran Ke-Nu-An di MTs NU Miftahul Ma’arif Kaliwungu Kudus Tahun Ajaran 2017/2018
Daftar Isi:
- Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui persepsi guru mapel Ke-Nu-An tentang pendidikan islam inklusif (2) Untuk mengetahui implementasi pendidikan islam inlusif dalam pembelajaran Ke-Nu-An di MTs NU Miftahul Ma’arif Kaliwungu Kudus (3) Untuk mengetahui persepsi siswa tentang pendidikan islam inklusif Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Sumber data primer yakni kepala madrasah, guru mapel Ke-Nu-An, dan peserta didik sedangkan data sekunder yakni buku-buku, foto, RPP. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas meliputi triangulasi, bahan referensi, dan member check. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Persepsi guru mapel Ke-Nu-An tentang pendidikan Islam Inklusif yaitu mengajarankan dan menanamankan nilai-nilai Islami, proses pendidikannya mengedepankan prinsip-prinsip humanisme yang mengembangkan sikap toleransi, persaudaraan, simpati, empati, moderat, dan menghargai perbedaan. Karena sesuai dengan karakteristik ajaran Islam. Pendidikan Islam inklusif merupakan pandangan yang mengajarkan tentang sikap terbuka, dan penanaman sikap tasamuh atau menghormati perbedaan. (2) Implemetasi pendidikan Islam Inklusif dalam pembelajaran Ke-Nu-An dalam pelaksanaannya berjalan lancar dan sudah dipersiapkan secara matang. metode pembelajarannya mengguanakan metode inovatif, dialogis dan metode suri tauladan. Dalam penerapannya guru mengembangkan materi Ke-Nu-An dengan mengaitkan permasalahan rill yang ada di sekitar disertai dengan penanaman sikap toleran, menerima pendapat orang lain. Kemudian adanya pendidik yang mempunyai paradigma pemahaman keberagamaan yang inklusif dan moderat, sehingga mampu untuk mengajarkan dan mengimplementasikan nilai-nilai keberagamaan tersebut pada siswa di madrasah. Hambatan dalam pendidikan islam inklusif yaitu masih adanya siswa yang tidak mau menerima kritik dan saran dari orang lain dan menganggap pendapatnya yang paling benar. Kemudian mengenai penilaian/evaluasi yaitu sama dengan pembelajaran pada umumnya dan lebih ditekankan pada pengamatan kepada siswa agar mampu menerima pendapat orang lain dan timbul sikap saling menghargai dan menghormati. Selain itu, penciptaan suasana religius di madrasah yang dilakukan melalui pendekatan pembiasaan dan keteladanan. Dengan adanya pendidikan Islam inklusif mampu menumbuhkan sikap toleran, saling menghormati, menghargai dan keterbukaan, serta sikap peduli dengan sesama. (3) Persepsi siswa tentang pendidikan Islam Inklusif yaitu pengajaran dan melatih pembentukan sikap toleran, mau meneriman pendapat orang lain, mau menerima perbedaan, dan damai agar tidak terjadi permusuhan dan kekerasan.