Daftar Isi:
  • Latar belakang penelitian ini karena adanya miskonsepsi yang terjadi pada siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak, yang kemudian mencoba diatasi dengan wawancara klinis. Tujuan yang terdapat pada penelitian ini diantaranya untuk mengetahui: (1) bentuk Miskonsepsi Siswa (2) penerapan wawancara klinis (3) faktor penghambat penerapan wawancara klinis (4) solusi untuk mengatasi hambatan penerapan wawancara (5) perubahan yang terjadi pada siswa setelah dilakukan wawancara klinis Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu kepala MA, guru Aqidah Akhlak , dan beberapa siswa kelas XI IPA. Sedangkan sumber data sekunder yaitu buku kepustakaan, dandokumentasi,. Adapun teknik pengumpulan data diantaranya : observasi, interview, dan dokumentasi. Hasil penelitian (1) Bentuk miskonsepsi yang dialami siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak yaitu dalam memahami konsep tentang hakikat tasawuf, danistilah-istilah maqamat dalam tasawuf.. (2) Penerapan wawancara sesuai dengan teori yang ada, meskipun langkah-langkahnya tidak terkesan sistematis tetapi inti wawancara terlaksana.Suasana ketika wawancara klinis berlangsung sangat menyenangkan, penuh dengan canda dari guru, agar siswa merasa nyaman ketika wawancara klinis berlangsung.(3) Faktor penghambat pelaksanaan wawancara yaitu: (a.) Tidak tersedianya alokasi waktu khusus.(b.) Tidak tersedianya sarana pra sarana berupa tempat (c). Kurangnya minat siswa dalam mengikuti wawancara klinis.(4)Solusi untuk mengatasi hambatan penerapan wawancara klinis yaitu: (a.) Mengambil waktu luang dari jam sekolah (b). Memilih kelas XI IPA yang digunakan sebagai pengganti ruang (c.)Mencoba mengemas wawancara klinis yang dijalankan menjadi lebih menyenangkan (5)Setelah mengikuti wawancara ,diketahui bahwa siswa yang mengikuti wawancara klinis dalam menjawab soal lebih bersifat deskriptif dan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Sedangkan selebihnya yang tidak mengikuti wawancara klinis dalam menjawab lebih bersifat teksbook. Hal ini karena wawancara klinis membantu anak untuk memahami materi sesuai dengan pemahaman yang mereka bangun sendiri.