Daftar Isi:
  • Kepercayaan diri merupakan sikap mental seseorang dalam menilai diri maupun objek sekitarnya sehingga seseorang mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Untuk memiliki kemampuan diri yang baik perlu adanya peran seorang guru, terutama guru PAI. Peranan guru PAI yang dapat memberikan motivasi bagi anak tunarungu agar mempunyai kepribadian yang baik. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui peran guru PAI dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa SMPLB tunarungu di SLB Negeri Cendono Dawe Kudus 2) Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat peran guru PAI dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa SMPLB tunarungu di SLB Negeri Cendono Dawe Kudus. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Responden penelitian ini adalah kepala SLB, guru, dan orang tua siswa/siswa. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Adapun hasil penelitian ini adalah: 1) Peran guru PAI dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa SMPLB tunarungu di SLB Negeri Cendono Dawe Kudus dilakukan dengan cara memberikan hadiah dengan pujian-pujian agar kepercayaan diri siswa SMPLB tunarungu di SLB Negeri Cendono Dawe Kudus tinggi berupa pemberian nilai serta memberikan contoh perbuatan yang baik dan contoh perbuatan yang tidak baik, guru PAI melakukan kerjasama dengan guru kelas untuk pendampingan dalam pemberian arahan dan bimbingan dalam membentuk karakter siswa yaitu percaya diri terhadap lingkungan, teman maupun dirinya sendiri. 2) Faktor yang mendukung peran guru pai dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa SMPLB tunarungu di SLB Negeri Cendono Dawe Kudus adalah adanya kesadaran dalam diri anak dan guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu, adanya kerjasama dengan orang tua untuk selalu memberikan dukungan dan motivasi terhadap anaknya. Sedagkan faktor yang menghambatnya adalah anak tunarungu malas belajar, anak tunarungu bermain sendiri, serta lingkungan masyarakat yang masih ada paradigma untuk mengisolasikan anak tunarungu, anak kurang konsentrasi saat diberikan arahan dan bimbingan dari guru PAI.