Daftar Isi:
  • Kurikulum sekolah tidak hanya sebatas pada pengembangan pengetahuan dan pengembangan sikap, namun juga pengembangan aspek keterampilan, yang dikemas dalam bentuk pengembangan diri. Aspek keterampilan akan menjadi bekal yang akan membuat seseorang dapat hidup mandiri dan bertahan hidup dengan keahlian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pengembangan diri keagamaan dan life skill untuk meningkatkan kemandirian peserta didik di SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus, 2). Untuk menjelaskan faktor penghambat dan pendukung pada pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Diri Keagamaan dan Life Skill untuk meningkatkan kemandirian peserta didik di SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus. Jenis penelitian ini field research (penelitian lapangan), dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer meliputi wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru PAI, Peserta Didik, dan Wali Peserta Didik, dan sumber data sekunder yaitu dokumen-dokumen tentang pelaksanaan kegiatan pengembangan diri keagamaan dan life skill untuk meningkatkan kemandirian peserta didik di SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan cara uji credibility, uji transferability, uji dependability, uji confirmability. Analisis data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian ini sebagai berikut: 1). Bentuk kegiatan pengembangan diri keagamaan diantarnya sholat dluha berjama’ah, sholat dluhur berjama’ah. Sedangkan Pengembangan diri lingkup life skill diantaranya cuci piring, melepas dan memakai pakaian, makan dan minum tanpa dilayani. Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri keagamaan yaitu peserta didik mandiri dalam berwudlu yang berarti bisa wudlu sendiri dengan benar tanpa diawasi. Sedangkan life skillnya diantaranya makan, minum, ganti baju, memakai sepatu tanpa dilayani, 2). Faktor penghambatnya diantaranya yaitu terkadang tidak bersinerginya antara orang tua dan sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan diri. Sedangkan Faktor pendukungnya adalah sarana prasarana dan orang tua yang mendukung, juga kurikulum yang dirancang adanya kegiatan pengembangan diri. Hasil penelitan tersebut diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada semua pihak, untuk dapat meningkatkan kemandirian peserta didik dalam kegiatan lainnya. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu melanjutkan penelitian tentang kemandirian dengan kegiatan yang berbeda