Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) penerapan model kartu arisan untuk meningkatkan respon belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MA NU Hasyim Asy’ari 3 Honggosoco, Jekulo-Kudus. 2) faktor pendukung dan penghambatnya serta solusinya penerapan model kartu arisan untuk meningkatkan respon belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MA NU Hasyim Asy’ari 3 Honggosoco, Jekulo-Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan. Disini peneliti mengambil lokasi di MA NU Hasyim Asy’ari 3 Honggosoco, Jekulo-Kudus. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan pembelajaran model kartu arisan untuk meningkatkan respon belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MA NU Hasyim Asy’ari 3 Kudus dilaksanakan dengan cara pendidik menyiapkan RPP, bahan ajar, kartu soal, kartu jawaban dan gelas arisan. Dalam penerapannya, pendidik menerangkan materi Akidah Akhlak dengan metode ceramah, selanjutnya siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Pendidik membagi siswa dalam kelompok dan memberi kartu jawaban. Kartu soal digulung dan dimasukkan kedalam gelas arisan dan dikocok sampai satu kartu soal jatuh kemudian dibacakan dan siswa berdiskusi. Kelompok merespon dengan menunjukkan kartu jawabannya dan presentasi, jika jawaban benar diberi point. Berulang terus sampai kartu soal habis. Terakhir penjumlahan point dan kelompok dengan point terbanyak diberi hadiah. Respon belajar siswa awalnya negatif, jenuh dan kurang aktif dalam pembelajaran, setelah diterapkannya model kartu arisan menjadi meningkat positif, semangat dan aktif dalam pembelajaran. 2) Faktor pendukung dalam pelaksanaan model pembelajaran kartu arisan untuk meningkatkan respon belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak bisa ditinjau dari kecakapan pendidik dalam mengajar, perhatian peserta didik terhadap pembelajaran yang baik, ketersediaan bahan ajar dan sarana prasarana. Sedangkan faktor penghambatnya berasal dari sarana prasarana dan peserta didik (siswa). Solusi dari faktor penghambat dari segi sarana prasarana yaitu guru membawa sarana sendiri dan memberikan hiburan agar siswa lupa dengan ketidaknyamanan dalam pembelajaran. Sedangkan solusi dari faktor penghambat dari segi siswa yaitu guru memberikan hukuman yang sifatnya mendidik dalam bentuk pemberian tugas tambahan merangkum materi yang telah dijelaskan oleh guru.