Daftar Isi:
  • Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian lapangan. Penelitian ini membahas tentang bagaimana bentuk Penerapan Model Diskursus Multy Reprecentacy (DMR) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Penelitian ini berlokasi di Madarasah Tsanawiyah Gondoharum Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Penelitian ini termasuk penelitian Deskriptif yaitu suatu bentuk penelitian, yang paling besar, dan menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian tidak didasarkan pada sampel statistik. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang: 1). Bagaimana implementasi model DMR pada mata pelajaran fiqih di MTs. Ihyaul Ulum? 2). Bagaimana Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan model diskursus multy reprecentacy (DMR) pada mata pelajaran fiqih di MTs. Ihyaul Ulum? 3).Bagaimana Hasil Implementasi model diskursus multy reprecentacy (DMR) untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa di MTs. Ihyaul Ulum pada mata pelajaran Fiqih? Selain itu tujuan dari penerapan model Diskursus Multy Reprecentacy (DMR) pada mata pelajaran Fiqih diharapkan Sebagai acuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan Fiqih. Agar siswa mampu meningkatkan rasa religius, demokratis dan komunikatif yang telah disampaikan oleh guru, untuk mengefektifkan pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti, pengumpulan data wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Hasil penelitian yang didapatkan menyebutkan bahwa penerapan model Diskursus Multy Reprecentacy (DMR) adalah model yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Model Diskursus Multy Reprecentacy (DMR) adalah pembelajaran yang berorientasi pada pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaknya adalah persiapan, pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup. Dengan menggunakan model Diskursus Multy Reprecentacy (DMR) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Siswa terlatih dalam menyelesaikan jenis-jenis masalah tertentu dan mengevaluasi proses penyelesaikan masalah sehingga siswa dapat mengumpulkan dengan cepat informasi tentang seberapa baik mereka telah mencapai tujuan pembelajaran.