Keputusan Klinik Dalam Penggunaan Antibiotik
Main Author: | Tambunan, Taralan |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eArticle |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)
, 2016
|
Online Access: |
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/909 https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/909/842 |
Daftar Isi:
- sejak era antibiotik modern dimulai tahun19361 telah banyak penyakit infeksi yangdapat diatasi, sehingga mortalitas menuruntajam. Berbagai penemuan antibiotikgolongan terbaru bermunculan sejalan denganperkembangan ilmu kedokteran. Saat ini lebih dari30% pasien yang dirawat di rumah sakit mendapatsatu atau lebih antibiotik selama perawatan. Data yangdiperoleh satu dekade yang lalu menyebutkan bahwaantibiotik adalah golongan obat yang dikonsumsiterbanyak di Indonesia yaitu sekitar 27% dari semuabiaya obat yang digunakan2. Survei sederhana yangdilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak-RSCMJakarta tahun 2001 menunjukkan bahwa 56% resepyang ditulis di poliklinik berisi satu atau lebihantibiotik. Angka tersebut menurun 1 tahunkemudian menjadi 42% setelah dilakukan beberapakali penyuluhan dan seminar penggunaan antibiotikyang rasional3. Di samping manfaat yang diperoleh,pemakaian antibiotik yang tidak terkendali dapatmembawa dampak yang merugikan.Berbagai data penelitian menyebutkan bahwaantibiotik adalah obat yang paling sering digunasalahkan(misused) oleh para dokter1, antara lainpemakaian antibiotik pada infeksi saluran nafas akutyang sebenarnya lebih dari 50% adalah infeksi virusyang tidak perlu pemberian antibiotik.4 Hal yangpaling mengkhawatirkan akhir-akhir ini adalah isuglobal munculnya kuman patogen yang resisten4, olehsebab itu para dokter terutama para klinikusdiharapkan bersikap bijaksana dan selektif dalampenggunaan obat, khususnya antibiotik.