Rituximab: Dapatkah Dipakai Sebagai Terapi “Rescue” pada Sindrom Nefrotik Dependen Steroid Berat dan Dependen Siklosporin Serta Resisten Steroid pada Anak?
Main Author: | Alatas, Husein |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eArticle |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/517 https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/517/453 |
Daftar Isi:
- Pengobatan sindrom nefrotik dependen steroid (SNDS)/dependen siklosporin dan SN resisten steroid (SNRS)sampai saat ini masih merupakan masalah di bidang Nefrologi anak karena belum ada yang memuaskan. Berbagaiobat supresi imun telah diberikan yaitu antara lain siklofosfamid (atau klorambusil), siklosporin A, mikofenolatmofetil, takrolimus. Demikian pula levamisol hanya bersifat memperpanjang masa remisi sementara.Penggunaan obat baru rituximab suatu antibodi monoklonal terhadap CD 20 sel B memberi harapan barupada pengobatan SNDS maupun SNRS, baik dengan gambaran histopatologi kelainan minimal (SNKM)maupun glomerulosklerosis fokal segmental (GSFS). Dosis obat yang dipergunakan 375 mg/m2 per mingguselama 4 minggu berturut-turut atau bahkan ada yang hanya 1-2 kali pemberian dapat menimbulkan remisitotal sampai beberapa bulan. Dalam makalah diuraikan studi literatur pengobatan SN secara kronologikserta tingkat level of evidence dan kemungkinan penggunaan rituximab sebagai terapi rescue pada SNDSberat/SNRS pada anak.