Perbandingan Faktor Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas di Daerah Pedesaan dan Perkotaan

Main Authors: Christina, Yosephine Maria, Herini, Elisabeth S., Gamayanti, IL.
Format: Article info application/pdf eArticle
Bahasa: ind
Terbitan: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI) , 2016
Subjects:
Online Access: https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/252
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/252/198
Daftar Isi:
  • Latar belakang. Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktifitas (GPP/H) merupakan gangguan neurobehavioural yang menetap dengan gejala berupa ketidakmampuan memusatkan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas yang tidak sesuai dengan usia perkembangannya.Tujuan. Mengetahui perbedaan angka prevalensi dan karakteristik faktor risiko yang menimbulkan GPP/H di pedesaan dan perkotaan.Metode. Penelitian potong lintang untuk mengetahui prevalensi GPP/H dan dilanjutkan studi kasus kontrol untuk memperoleh faktor risiko yang memengaruhi terjadinya GPP/H di pedesaan dan perkotaan. Subyek penelitian terdiri dari anak SD kelas I – III.Hasil. Prevalensi GPP/H di kecamatan Cangkringan 7,48% dengan rasio prevalensi GPP/H antara laki-laki dan perempuan 6 : 1. Prevalensi di pedesaan 46% dan perkotaan 54%. Hasil analisis bivariat menunjukkan perbedaan faktor risiko yang berpengaruh di pedesaan dan perkotaan adalah keluarga hiperaktif, komplikasi kehamilan, serta konsumsi makanan berpengawet dan berpewarna lebih tinggi di perkotaan. Sedangkan durasi interaksi dengan orang tua <8 jam, BBLR lebih berpengaruh di pedesaan. Hasil analisis multivariat memperoleh faktor risiko independent yang memengaruhi kejadian GPP/H adalah trauma kepala OR 15,97 (95% CI 2,11–20,96); p=0,007, orang tua tunggal OR 182,47 (95% CI 1,55–2,15); p=0,032, tidak ASI eksklusif OR 11,93 (95% CI 1,84–78,93) p=0,01, dan penggunaan makanan berpengawet OR 0,05 (95% CI 0,003–0,89); p=0,041.Kesimpulan. Prevalensi GPP/H di perkotaan lebih besar daripada di pedesaan. Faktor risiko yang berpengaruh pada masing-masing wilayah berbeda. Durasi interaksi dengan orang tua <8 jam, komplikasi kehamilan ibu, tidak ASI eksklusif merupakan faktor risiko kejadian GPP/H.