ERONG: SALAH SATU BENTUK WADAH KUBUR DI TANA TORAJA SULAWESI SELATAN
Main Author: | AKW, Bernadeta |
---|---|
Format: | Article info eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Balai Arkeologi Sulawesi Selatan
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://walennae.kemdikbud.go.id/index.php/walennae/article/view/262 http://walennae.kemdikbud.go.id/index.php/walennae/article/view/262/254 |
Daftar Isi:
- Penelitian yang dilakukan dengan metode survei menghasilkan sejumlah data mengenai distribusi wadah penguburan (erong) di wilayah budaya Enrekang Toraja. Erong sebagai wadah berfungsi untuk menempatkan mayat di dalamnya, yang secara implisit juga akan memberikan pengaruh yang kuat pada wadah pengguna dalam mencapai tujuan utamanya, kebahagiaan dalam alam roh untuk orang mati dan kesejahteraan bagi keluarga yang masih hidup. Tana Toraja sebagai daerah budaya, dapat dilihat dari berbagai bentuk warisan material dan juga kebiasaan dan tradisi yang menyertainya masih berlanjut hingga sekarang. Sejumlah situs penguburan gua yang diteliti menunjukkan bahwa erat hubungan antara budaya erong atau duni di Enrekang dan Toraja. Secara geografis, kedua daerah tersebut masih merupakan kesatuan wilayah budaya yang sama, sehingga Toraja dijadikan sebagai areal studi etnoarkeologi. Budaya itu diperkirakan berkembang sebelum Islam diterima secara universal di Sulawesi Selatan.Research using survey method produces some data related to the distribution of burial case (erong) and culture in culture area of Enrekang Toraja. Erong as a case has function to put the human corpse buried inside it. Implicitly it also gives strong influence in order to obtain its main purpose which is to have a happy life in afterlife world and welfare for the living family. Tana Toraja has cultural area which can be seen on various form of heritage materials, habits, and traditions. Those heritage materials still present row on. Some researched cave burial sites show close relationship or erong culture or duni in Enrekang and Toraja. Geographically, these two area are still in the same cultural area, show that Toraja becomes the area for etnoarchaeological study. The development of this culture was estimated before Islam come in universally in South Sulawesi.