ANALISIS TEKNIK RADIOTERAPI PADA KANKER SERVIKS DENGAN TEKNIK 2D DAN 3D-CRT DI UNIT RADIOTERAPI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. KARIADI SEMARANG
Main Author: | Dian Arfi Dewi |
---|---|
Format: | Bachelors Thesis |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Poltekkes Kemenkes Semarang
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.poltekkes-smg.ac.id//index.php?p=show_detail&id=14940 http://repository.poltekkes-smg.ac.id//lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/cover_dian.png.png |
Daftar Isi:
- Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkontrol. Penyebab utama kanker serviks adalah human papilloma virus atau HPV. Berdasarkan jenis pengobatan dengan radioterapi, kanker serviks dapat diberikan dengan radiasi eksterna dan brakiterapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui teknik radioterapi, alasan dilakukan teknik 2D dan teknik 3D-CRT serta distribusi dosis radiasi pada kanker serviks teknik 2D dan 3D-CRT di Unit Radioterapi Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang.Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2017-Januari 2018 di Unit Radioterapi Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan membuat transkrip wawancara kemudian direduksi, membuat tabel kategorisasi, selanjutnya dibuat dalam bentuk grafik koding.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik radioterapi kanker serviks teknik 2D dan 3D-CRT di Unit Radioterapi Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang meliputi konsultasi pasien, simulasi penyinaran dengan teknik 2D pada simulator dan teknik 3D-CRT pada Ct Simulator, contouring dilakukan pada teknik 3D-CRT, planning fisika medis kemudian verifikasi dan treatmen penyinaran. Teknik 2D dan 3D-CRT dilakukan berdasarkan pada efektifitas penggunaan modalitas, klinis, respon radiasi dan keadaan umum pasien. Distribusi dosis teknik 3D-CRT secara signifikan lebih baik dengan efek samping radiasi minimum pada OAR. Sedangkan teknik 2D memberikan distribusi dosis lebih rendah pada target dan lebih tinggi pada OAR dari teknik 3D-CRT.
- XIV, 81 Hal;29 Cm;Illus