Terapi Surfaktan pada Penyakit Membran Hyalin

Main Authors: Fajariyah, Sri Utami, Bermawi, Herman, Tasli, Julniar M.
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya , 2018
Online Access: https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/view/5171
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/view/5171/2797
Daftar Isi:
  • Penyakit membran hialin (PMH) atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) adalah suatu sindroma yang terjadi pada bayi prematur karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi produksi surfaktan. Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang matur, sedangkan pada bayi prematur dimana sel pneumosit tipe II yang menghasilkan surfaktan kurang matur, produksi surfaktan juga berkurang. Defisiensi surfaktan ini akan mengakibatkan alveolus kolap dan daya berkembang paru kurang sehingga bayi akan mengalami sesak nafas . Sindrom ini terjadi beberapa saat setelah lahir (4-6 jam) yang ditandai adanya pemapasan cuping hidung, dispnu atau takipnu, retraksi (suprasternal, interkostal, atau epigastrium), sianosis, suara merintih saat ekspirasi, yang menetap dan menjadi progresif dalam 48-96 jam pertama kehidupan. Uji kllinik acak buta ganda yang dilakukan oleh multisenter menunjukkan bahwa penggunaan surfaktan, baik menggunakan surfaktan sintetis maupun surfaktan alami efektif sebagai profilaksis maupun sebagai terapi pada penyakit membran hialin. Terapi surfaktan juga dinyatakan dapat menurunkan morbiditas PMH tanpa meningkatkan resiko kecacatan.