Pemanfaatan Kalsium Klorida dan Kitosan untuk Mengendalikan Thielaviopsis paradoxa pada Buah Salak Pondoh selama Penyimpanan

Main Authors: Dharmaputra, Okky Setyawati, Hasbullah, Rokhani, Fransiscus, Jeffrey
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia) , 2021
Subjects:
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jfiti/article/view/33843
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jfiti/article/view/33843/22460
Daftar Isi:
  • Serangan cendawan Thielaviopsis paradoxa dapat menurunkan kualitas buah salak selama penyimpanan. Salah satu cara penanganan pascapanen untuk mempertahankan kualitas buah salak pondoh ialah dengan penambahan bahan tambahan pangan kalsium klorida dan bahan pelapis kitosan. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh CaCl2 dan kitosan untuk mengendalikan T. paradoxa, penyebab busuk hitam pada buah salak pondoh. Perlakuan terdiri atas CaCl2 6%, kitosan 1.5%, CaCl2 6% + kitosan 1.5%, dan kontrol.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan 1.5% lebih efektif dalam mempertahankan kualitas buah salak selama 12 hari penyimpanan dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan ini menghambat peningkatan populasi mikrob, persentase kerusakan daging buah, persentase susut bobot, dan penurunan nilai organoleptik dibandingkan dengan kontrol pada suhu ±28 °C dan kelembapan relatif 65%–75%. Kitosan 1.5% dapat direkomendasikan kepada petani salak untuk memperpanjang masa simpan buah salak sampai dengan 12 hari.
  • Use of Calcium Chloride and Chitosan to Control Thielaviopsis paradoxa in Salak Pondoh Fruit during Storage   Thielaviopsis paradoxa infection can reduce the quality of salak pondoh fruit during storage. One of the methods in postharvest handling to maintain the quality of salak pondoh fruits is by adding calcium chloride (CaCl2) food additives and chitosan coating material. The objective of this research was to analyze the effectivity of CaCl2 and chitosan in controlling T. paradoxa, a fungal species causing black rot in salak pondoh fruit. The treatments consisted of 6% CaCl2, 1.5% chitosan, 6% CaCl2 + 1.5% chitosan, and control. Chitosan 1.5% was more effective in maintaining the quality of salak pondoh fruit after 12 days of storage at ±28 oC and relative humidity of 65%–75%, i.e.by inhibiting the increase of microbe population, percentage of fruit damage, weight loss, and inhibiting the decrease of organoleptic value compared with control and other treatments. Chitosan 1.5% is recommended to salak farmers in extending the duration of storage up to 12 days.