Morphometric and Pathogenecity Variation of Peronosclerospora spp. The Causal Agent of Maize Downy Mildew in Java Island, Indonesia

Main Authors: Adhi, Satriyo Restu, Widiantini, Fitri, Yulia, Endah
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia) , 2022
Subjects:
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jfiti/article/view/33568
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jfiti/article/view/33568/22848
Daftar Isi:
  • Morphometric and Pathogenecity Variation of Peronosclerospora spp. The Causal Agent of Maize Downy Mildew in Java Island, Indonesia Downy mildew disease in maize caused by Peronosclerospora spp. has been reported to cause yield loss in several production centers in Java.  This study aimed to determine the morphometric characteristics and pathogenicity of Peronosclerospora spp.. Ten strains of Peronosclerospora were collected from maize production center in Blitar (BLT), Kediri (KDR), Kediri 2 (KDR2), Klaten (KLT), Cianjur (CJR), Garut (GRT), Jatinangor Sumedang (JTN), Rancakalong Sumedang (RCG), Indramayu (IMY), and Sukabumi (SKB). Morphometric variation was determined using microscope by observing shape of conidium; measuring cell wall thickness, length of conidiophores, dimensions of conidia; and counting the number of branches. Differences in morphology and pathogenicity between strains was evidenced. Dendogram analysis based on morphometric characters differentiated strains of Peronosclerospora into 2 main clusters. One strain, KDR2 is in the same group and identical with reference strain P. philippinensis; while the others are in the same group and identical with reference strain P. maydis. Pathogenicity test showed that IMY strain caused the lowest disease incidence (8.33%) and KLT strain caused the highest disease incidence (47.92%).
  • Kehilangan hasil akibat penyakit bulai, yang disebabkan oleh Peronosclerospora spp. di beberapa sentra penanaman jagung di Pulau Jawa telah dilaporkan. Penelitian dilakukan untuk menentukan karakteristik morfometri dan tingkat patogenisitas strain Peronosclerospora. Sepuluh strain Peronosclerospora spp. berasal dari sentra produksi jagung, yaitu Blitar (BLT), Kediri (KDR), Kediri 2 (KDR2), Klaten (KLT), Cianjur (CJR), Garut (GRT), Jatinangor Sumedang (JTN), Rancakalong Sumedang (RCG), Indramayu (IMY), dan Sukabumi (SKB). Variasi morfometri diperoleh melalui pengamatan secara mikroskopis dengan melihat bentuk konidium, mengukur ketebalan dinding sel, panjang konidiofor, konidium dan konidiofor, serta menghitung jumlah cabang dan percabangan. Tingkat patogenisitas ditetapkan dengan cara menghitung persentase insidensi penyakit pada tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukkan morfometri dan tingkat patogenisitas strain yang beragam. Analisis dendrogram berdasarkan karakter morfometri memisahkan strain Peronosclerospora menjadi dua klaster utama. Strain KDR2 merupakan spesies P. philipinensis karena identik dengan strain rujukan, yaitu P. philippinensis yang berada pada satu klaster; sedangkan strain-strain lain teridentifikasi sebagai P. maydis karena identik dengan spesies rujukan P. maydis dan membentuk satu klaster lain. Berdasarkan uji patogenisitas, strain IMY menyebabkan insidensi penyakit terendah (8.33%) dan strain KLT menyebabkan insidensi penyakit tertinggi (47.92%).