IDENTIFIKASI GELOMBANG KELVIN ATMOSFER EKUATORIAL DI INDONESIA BERBASIS DATA NCEP/NCAR REANALYSIS I

Main Authors: Lubis, Sandro Wellyanto; Departemen Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor, Setiawan, Sonni; Departemen Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor
Format: Article \\\\\\\"application/pdf\\\\\\\" eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Himpunan Fisika Indonesia , 2012
Online Access: http://jurnal.fisika-indonesia.org/index.php/JF/article/view/23
Daftar Isi:
  • Gelombang Kelvin diidentifikasi pada lapisan tropopause dan stratosfer bawah Indonesia dengan menggunakan teknik transformasi Fourier dari fungsi runtun waktu autokovarian ƒ(ω) angin zonal dan angin meridional. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum lengkapnya kajian terkait bukti keberadaan dan perilaku gelombang Kelvin, yang meliputi propagasi, struktur, periodisitas dan interaksinya dengan tipe-tipe osilasi atmosfer khatulistiwa di Indonesia. Hasil analisis spektral dan analisis distribusi energi kinetik (EK) angin horizontal pada lapisan tropopause, menunjukkan bahwa gelombang Kelvin di Indonesia Bagian Barat (IBB) muncul pada periode 15 harian (2πω-1, groundbase) dalam periode pengamatan I (observasi pada periode 1 Januari- 30 Maret yang berasosiasi dengan musim basah monsunal) dan 18 harian pada periode pengamatan III (observasi pada periode 29 Juni-26 September berasosiasi dengan musim kering monsunal). Di Indonesia Bagian Tengah (IBTA), gelombang Kelvin hanya ditemukan pada periode 12,9-18 harian dalam pengamatan I. Sementara di kawasan Indonesia Bagian Timur (IBT), gelombang ini muncul pada periode 10-12,9 harian pada periode pengamatan I dan 15-18 harian pada periode pengamatan III. Kehadiran gelombang Kelvin pada periode II dan IV tidak jelas teramati di Indonesia. Respon EK pada osilasi gelombang Kelvin 10-18 harian akan muncul ketika fenomena monsun menguat di troposfer Asia Tenggara. Pada lapisan stratosfer bawah Indonesia, gelombang Kelvin kuat teramati hanya pada periode pengamatan I dengan kisaran periode rata-rata 15-18 harian.